TEMPO.CO, Jakarta –Ppertandingan sepak bola Di Indonesia, pertandingan Arema vs Persebaya telah diakui sebagai pertandingan yang “berisiko tinggi”. Segala sesuatu yang berkaitan dengan keamanan dan keselamatan pertandingan perlu dipersiapkan dengan matang.
Pasalnya, sejumlah pertandingan berisiko tinggi kerap berjalan dalam tensi panas, hingga usai pertandingan memicu kerusuhan seperti Tragedi Kanjuruhan.
Stadion Kanjuruhan Tidak Layak untuk Pertandingan Berisiko Tinggi
Menyoal Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan orang, anggota TGIPF dan Safety Security Officer AFC Nugroho Setiawan mengatakan Stadion Kanjuruhan tidak layak untuk menggelar pertandingan berisiko tinggi. “Mungkin kalau risikonya sedang atau rendah, masih memungkinkan,” katanya, dikutip dari Antara.
Oleh karena itu, kata Nugroho, semua aspek harus diperhatikan agar kejadian memilukan ini tidak terulang kembali karena kurangnya kewaspadaan dalam mengantisipasi pertandingan yang berisiko tinggi. Lantas, selain Arema vs Persebaya, apakah ada pertandingan berisiko tinggi lainnya di Indonesia? Dikutip dari berbagai sumber berikut daftarnya:
- Persib Bandung vs Persija Jakarta
Duel antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta bisa dikatakan sebagai derby terpanas di sepak bola Indonesia. Kedua tim diketahui memiliki basis penggemar yang sangat besar dan terkadang gesekan menyebabkan kerusuhan. Misalnya, salah satu suporter Persija ‘Jakmania’, Haringga Sirila, tewas mengenaskan setelah dipukuli sejumlah Bobotoh, suporter Persib Bandung.
- PSIM Yogyakarta vs Persis Solo
Pertandingan sepak bola antara PSIM Yogyakarta melawan Persis Solo selalu diwarnai dengan tensi tinggi. Selain panas di lapangan, panas juga dihadirkan di luar lapangan. Dilaporkan Di antara, Pada kompetisi Liga 2 2019, kerusuhan penonton mewarnai pertandingan antara PSIM Yogyakarta saat menjamu Persis Solo di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta. Saat situasi di dalam stadion semakin tegang, polisi menembakkan gas air mata.
- Persija Jakarta vs Persitara Jakarta Utara
Laga berjuluk “Jakarta derby” mempertemukan Persija Jakarta dengan Persitara Jakarta Utara. Derby panas ini disebut-sebut sebagai ajang pembuktian siapa tim sepak bola terhebat di ibu kota. Sehat Harimau itu dan Pejuang Pitung memiliki basis dukungan yang cukup besar dan bahkan militan.
Awal mula rivalitas kedua tim ibu kota itu disinyalir dimulai pada musim sepak bola 2006 silam. Saat itu, Persitara berada di kasta tertinggi sepak bola Indonesia setelah musim sebelumnya berada di empat besar kasta kedua. Namun, pada musim 2009-2010, Persitara mengalami krisis keuangan yang mengakibatkan kembalinya kasta. Terakhir kali Harimau Kemayoran dan Pejuang Pitung bertemu hampir 11 tahun yang lalu, yaitu Mei 2010.
HARI SETYAWAN
Baca juga: Tragedi Kanjuruhan, Apa Larangan FIFA bagi Ofisial Keamanan Pertandingan
Selalu update informasi terbaru. Tonton berita terkini dan berita pilihan di saluran Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.