Memuat…
Tragedi Kanjuruhan menjadi peristiwa tergelap dalam sepak bola nasional dengan korban tewas 131 orang/foto/Reuters
Data yang diungkap Polri, Kamis (6/10/2022), jumlah korban Tragedi Kanjuruhan menjadi 131 orang, koreksi dari sebelumnya 125 orang. Tragedi Kanjuruhan terjadi setelah Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya 2-3 di laga lanjutan Liga 1 2022/2023 Sabtu (1/10/2022).
Baca juga: Tekanan Pendukung Semakin Besar, Tuntut Transparansi Hasil Penyelidikan Tragedi Kanjuruhan
Penonton yang tidak puas dengan kekalahan Arema FC turun ke lapangan. Aparat kepolisian yang berjaga berusaha mengendalikan situasi dengan menembakkan gas air mata yang membuat massa panik. Pintu keluar yang tertutup membuat situasi semakin kacau.
Sudah waktunya bagi semua untuk belajar dari tragedi kematian. PSSI, PT Liga Indonesia Baru (LIB), Kepolisian, Panitia Pertandingan, hingga suporter, yang harus sama-sama melihat ke dalam dan melakukan pembenahan agar tragedi kelam tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Baca juga: Piala Dunia 2022 Kesempatan Terakhir Lionel Messi Meraih Gelar
Tim sindonews.com telah merangkum beberapa pelajaran penting yang dapat dijadikan sebagai catatan evaluasi pada pertandingan-pertandingan mendatang. Berikut deskripsinya:
1. Waktu kickoff terlambat untuk pertandingan berisiko tinggi
Menurut Pendiri Sepak Bola Pandit dan Pemimpin Redaksi Narasi, Zen RS, pertandingan larut malam menimbulkan risiko besar bagi penonton yang menghadiri pertandingan berisiko tinggi.
Menurutnya, menggelar pertandingan pada sore hari merupakan salah satu pilihan terbaik karena semakin malam, tingkat kesulitan keamanan juga semakin meningkat akibat kondisi gelap.
Kickoff atau awal pertandingan Arema vs Persebaya pada pukul 20.00 WIB, dan berakhir sekitar pukul 22.00 WIB. Belum lagi proses penonton meninggalkan tribun bisa memakan waktu hingga 1-2 jam. Jika itu terjadi maka penonton mungkin masih berkeliaran di jalanan hingga tengah malam.