Tekno  

Alasan Asosiasi Minta Batalkan Pemberhentian TV Analog Jakarta Hari Ini

TV Analog di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) akan dimatikan hari ini (5/10). Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengatakan wacana ini dibatalkan karena permintaan Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI).

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kansong mengatakan, pihaknya sebenarnya optimistis migrasi dari TV digital ke TV analog dapat dilaksanakan hari ini (5/10).

Namun, ATVSI meminta agar migrasi ke TV digital Jabodetabek ditunda hingga 2 November. Sementara itu, Kominfo berencana melaksanakan migrasi secara bertahap, sehingga bisa tuntas pada 2 November sesuai UU atau UU Cipta Kerja.

Ketua ATVSI Syafril Nasution menjelaskan, berdasarkan survei Nielsen pada 1 Oktober, hanya 43 persen warga DKI Jakarta yang siap beralih ke TV digital. Artinya, 53% tidak siap baik dari sisi perangkat alias set top box serta faktor lainnya.

“Jika digabungkan di Jabodetabek, maka tentunya yang belum siap beralih ke TV digital akan lebih besar lagi,” kata Syafril kepada Katadata.co.id, Rabu (5/10).

Atas dasar itu, ATVSI mengajukan permohonan kepada Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate untuk menunda migrasi ke TV digital di Jabodetabek, tambahnya.

Padahal sebelumnya Direktur Penyiaran Ditjen Pos dan Informatika Kominfo Geryantika Kurnia mengatakan stasiun televisi itu sudah selesai mendistribusikan set top box gratis untuk orang miskin.

“Rata-rata, teman-teman swasta sudah selesai membagikan set top box untuk masyarakat miskin,” kata Geryantika Katadata.co.idSenin (3/10).

set top box diperlukan agar TV analog bisa mendapatkan siaran digital. Sedangkan warga yang memiliki TV digital tidak perlu lagi menggunakannya set top box.

Persiapan set top box gratis bagi masyarakat miskin berasal dari dua sumber, yaitu:

  1. Pemerintah telah menyiapkan satu juta alat sesuai keputusan yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022. Sebanyak 81.206 diberikan untuk delapan kabupaten/kota pada tahap pertama dan 918.794 di 66 kabupaten/kota pada tahap kedua.
  2. Komitmen penyelenggara multiplexing atau stasiun televisi total 4.177.760 set top box.

Setidaknya ada sembilan penyedia multiplexing, di antaranya PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC), PT Surya Citra Media atau SCTV, dan PT Transmedia Corpora.

Multiplexing adalah sistem penyiaran dengan dua atau lebih transmisi program pada satu saluran melalui sistem terestrial. Dalam pengoperasiannya, multiplexing menggunakan spektrum frekuensi radio yang merupakan sumber daya alam yang terbatas.

Selain stasiun TV seperti SCTV dan MNC, Kominfo juga membagikan set top box gratis untuk masyarakat miskin. “Tidak ada masalah dalam pembagian set top box, kata Gerry. “Sesuai kriteria ASO, Jabodetabek harus siap migrasi ke TV digital.”

Pengaduan dari SCTV ke MNC terkait Migrasi ke TV Digital

Stasiun televisi belum yakin migrasi ke TV digital akan terwujud sepenuhnya pada 2 November mendatang. Padahal batas waktu target ini sudah diatur dalam UU atau UU Cipta Kerja.

“Sudah saya bilang ketika UU Cipta Kerja sedang disusun, dua tahun terlalu singkat,” kata Direktur Utama PT Surya Citra Media Tbk (SCM) Sutanto Hartono di RDPU Panitia Digitalisasi Penyiaran Komisi I DPR di Jakarta , pada Juni (23/6). “Tapi itu masih dua tahun.”

Ia juga mengungkapkan tiga faktor yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pelaksanaan migrasi dari TV analog ke TV digital, yaitu:

1. Faktor teknis

Menurutnya, secara teknis semuanya sudah siap. Namun, ada beberapa daerah yang belum tersedia frekuensi untuk beralih ke TV digital.

“Itu karena frekuensinya masih digunakan untuk analog. Kalau masih mau start harus dimatikan dulu. Tantangannya bisa lebih tajam lagi,” ujarnya.

2. Faktor sosial

Dia mencatat bahwa masyarakat, baik kaya maupun miskin, belum mempersiapkan diri untuk beralih ke TV digital. “Jadi, pasti akan ada gejolak jika ditutup total pada 2 November,” katanya.

Karena itu, menurut dia, perlu ada imbauan agar masyarakat membeli set top box sendiri.

3. Faktor bisnis

Stasiun televisi konvensional mengandalkan iklan. “Saat siaran analog mati, penonton langsung drop sekali, peminat iklan juga drop,” ujarnya.

SCTV dan teman-teman mengeluh tentang distribusi set top box

Direktur Transmedia Latif Harnoko mengatakan, perseroan ditugasi menyediakan 600 ribu rupiah set top box. Sebanyak 11.971 perangkat telah didistribusikan dari total rencana 100 ribu.

Transmedia menghadapi sejumlah kendala dalam mendistribusikan set top box TV Digital untuk masyarakat, antara lain:

  • Data alamat penerima tidak lengkap
  • Masalah teknis perangkat seperti tidak ada remote, tidak ada koneksi AV/RCA, dan kondisi antena yang buruk
  • Penerima belum menerima siaran TV digital
  • Penerima pindah domisili atau meninggal

“Biayanya sangat tinggi baik untuk pembelian, pendistribusian, dan pemasangan (set top box) ke rumah tangga penerima,” kata Latif saat RDPU Panitia Digitalisasi Penyiaran dengan Komisi I DPR di Jakarta, pada Juni (23/6). . “Kami bekerja sama dengan SMK untuk menekan biaya.”

SCM, termasuk SCTV dan Indosiar, telah mendistribusikan 34.337 set top box per 19 Juni. Perusahaan juga menghadapi beberapa kendala dalam pendistribusian perangkat tersebut, antara lain:

  • TV tidak berfungsi normal
  • Perlu mengganti kabel atau antena
  • Proses instalasi yang memakan waktu
  • Data rumah tangga miskin tidak sesuai atau tidak memenuhi kriteria, seperti tidak terjangkau siaran terestrial, kondisi rumah tidak memenuhi kriteria miskin, atau tidak memiliki televisi.

Leave a Reply

Your email address will not be published.