Tekno  

Blibli dan Tiket.com Resmi Bergabung, Sinyal IPO Semakin Kuat?

Bisnis.comJAKARTA – Asosiasi Modal Ventura Startup Indonesia (Amvesindo) menilai pembentukan ekosistem Blibli Tiket dari tiga entitas Grup Djarum, yakni Blibli, Tiket.com, dan Ranch Market akan lebih menguntungkan.

Bendahara Amvesindo dan Managing Partner Ideosource VC Edward Ismawan Chamdani mengatakan dengan adanya Grup Djarum di belakang ketiga perusahaan tersebut, tentunya sinergi dan kolaborasi antar perusahaan menjadi agenda yang saling menguntungkan dalam beberapa hal.

“Pertama, nilai seumur hidup pelanggan yang semakin tinggi, karena lebih banyak titik kontak dan lebih banyak data pelanggan yang dapat dianalisis sehingga lebih banyak wawasan Profil pelanggan dan perilaku lebih kaya,” kata Edward kepada Bisnis, Minggu (16/10/2022)

Blibli, startup e-commerce milik Grup Djarum, dilaporkan masuk Bursa oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Ketika ditanya tentang rencana Penawaran Umum Perdana (IPO), Blibli masih enggan menanggapi.

Amvesindo melihat penggabungan ketiga perusahaan ini akan menarik investor ritel dan manajemen aset untuk berpartisipasi dalam IPO yang diusulkan.

“Semakin besar ekosistem perusahaan yang akan IPO, semakin banyak investor dan manajemen aset yang dapat berpartisipasi,” katanya.

Dalam kanal YouTube resminya, Blibli mengatakan bahwa Blibli Tiket merupakan ekosistem yang terdiri dari e-commerce, yaitu Blibli, aplikasi yang menyediakan segala jenis tiket Tiket.com, dan supermarket melalui ranch market.

Baru-baru ini, Direktur Celios Bhima Yudhistira menilai rencana IPO perusahaan digital di tengah ekonomi global yang mengarah ke resesi sebenarnya merupakan hal yang menarik. Hal ini disebabkan dua hal: pertama, aliran modal asing di pasar saham masih mencatatkan net buy Rp72,8 triliun di semua pasar.

Artinya, investor masih memandang pasar saham di Indonesia cukup tangguh dalam menghadapi guncangan eksternal karena jumlah konsumen yang besar dan mereka berada dalam usia produktif.

“Demografi kami cukup bagus sebagai market base,” kata Bima saat dihubungi Bisnis, Senin (10/10/2022).

Kedua, investor masih berminat mendanai beberapa perusahaan rintisan yang tercatat di bursa dengan catatan kinerja keuangan di atas rata-rata.

Bhima juga menilai investor publik sebelumnya lebih cenderung mengejar perusahaan digital dengan valuasi jumbo, sedangkan saat ini investor publik lebih realistis.


Cek berita dan artikel lainnya di berita Google

Tonton video yang dipilih di bawah ini:


Konten Premium

Leave a Reply

Your email address will not be published.