Tangerang: Pemerintah Indonesia terus berkomitmen untuk meningkatkan tingkat inklusi keuangan digital dan perluasan teknologi digital di masyarakat. Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga terus bersinergi mendorong peningkatan inklusi keuangan melalui penerapan digitalisasi dalam setiap transaksi keuangan.
Hal ini tentunya untuk mendorong pencapaian target keuangan inklusif 90 persen pada 2024 dan untuk mendukung Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) salah satunya melalui kampanye penggunaan QRIS.
Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah pengguna sistem pembayaran digital QRIS terus bertambah dan semakin mendekati target 30 juta pengguna pada 2022. Hingga saat ini, jumlah pengguna QRIS telah mencapai 23 juta pengguna di antaranya 20,5 juta pengguna. adalah UMKM dan 90 persen di antaranya adalah usaha kecil. dan mikro.
Apa pendapat Anda tentang artikel ini?
Khoirunisa Elkarima, Analis Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Banten, mengatakan ketika Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sudah mulai digitalisasi, layanan keuangan lainnya juga akan berkembang. Ada banyak keuntungan bagi merchant dan pembeli saat bertransaksi menggunakan QRIS.
“Diharapkan ke depan pasar tradisional lain di Tangerang bisa mendigitalkan sistem pembayarannya,” kata Khoirunisa, dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 Oktober 2022.
Bank Indonesia terus memperluas penggunaan QRIS sebagai fasilitas pembayaran digital yang mendorong interlinking antara bank dengan penyedia teknologi keuangan lainnya. Sementara itu, OJK juga terus mendorong percepatan digitalisasi perbankan dalam rangka percepatan transformasi digital di sektor perbankan yang sudah menjadi keniscayaan.
Kondisi tersebut menuntut perbankan untuk menempatkan transformasi digital sebagai prioritas dan sebagai salah satu strategi dalam upaya peningkatan daya saing bank.
Inspektur Senior Kepala Pengawas Wilayah 1 OJK Ahmad Husein mengatakan digitalisasi merupakan keniscayaan di era digitalisasi. Jika tidak beradaptasi dengan perkembangan zaman, sistem keuangan pembayaran akan tertinggal.
“Nasabah sekarang tidak lagi ke bank, tapi bisa buka rekening dari rumah. Melalui digitalisasi, BPR memiliki daya saing dengan berbagai lembaga keuangan lainnya,” kata Ahmad.
Sebagai upaya mendukung langkah Bank Indonesia dan OJK, PT BPR Magga Jaya Utama (Bank Maju) meluncurkan layanan transaksi digital berbasis QRIS yaitu QRIS Bank Maju di Pasar Bersih Malabar, Cibodas, Kota Tangerang, Banten.
Dengan layanan QRIS Bank Maju, nasabah merchant Bank Maju khususnya yang memiliki bisnis dapat memanfaatkan layanan pembayaran berbasis QRIS, serta mengelola transaksi dan kebutuhan merchant nasabah secara efektif dan efisien.
Komisaris Bank Maju Johannes Setiadharma mengatakan dengan menggunakan transaksi berbasis QRIS, operasional tabungan dan nasabah menjadi lebih aman dan efisien. Digitalisasi dengan QRIS, tidak perlu lagi menyimpan uang di brankas. Transaksi digital dapat mencegah pembeli dan penjual pasar dirampok.
Layanan transaksi digital berbasis QRIS Bank Maju ini dapat terwujud berkat kerjasama dengan salah satu platform penyedia layanan sistem pembayaran digital yaitu PT Netzme Kreasi Indonesia (Netzme).
Kerjasama ini dapat terwujud karena Bank Maju dan Netzme memiliki misi yang sama yaitu berusaha meningkatkan tingkat inklusi keuangan digital dan perluasan teknologi digital di masyarakat, khususnya bagi UMKM.
Direktur Bisnis Bank Maju, Reny Rahardja mengatakan pihaknya sangat bangga dapat meluncurkan layanan baru ini yaitu layanan transaksi digital QRIS Bank Maju. Layanan ini disiapkan sebagai bentuk komitmen pelayanan terbaik bagi pelanggan dan mendukung perkembangan bisnis mitra.
Layanan baru ini, lanjutnya, juga bertujuan untuk mengembangkan UMKM dan UKM melalui inklusi keuangan, teknologi, dan sistem pembayaran nontunai. “Digitalisasi adalah suatu keharusan. Ini bukan hanya sesuatu yang senang memiliki. Di era digital, BPR harus mampu beradaptasi dengan tuntutan zaman,” pungkasnya.
(ABD)