Tekno  

BRI Life Jadikan Indonesia Tema HUT ke-35 BRI Life


KESEIMBANGAN

Jakarta – Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila menjelaskan, di tengah pasar asuransi jiwa kontrak, BRILife dapat terus tumbuh di segala aspek finansial. Dari sisi Annual Equivalent New Premium Income (APE), BRILife bisa tumbuh 42% yoy, dari sisi Gross Premium Income (GWP) bisa tumbuh lebih dari 40% yoy.

“Pertumbuhan ini didukung dengan tersedianya pasar yang sangat luas di induk perusahaan di Bank BRI dan juga Target Operating Model yang disesuaikan dengan perkembangan bisnis, didukung oleh keahlian di bidang Asuransi Jiwa dan IT dari FWD,” kata Iwan, Jumat ( 14/10).

BRI Life terus mengembangkan Target Operating Model agar sesuai dengan kondisi pasar. BRILife terus melakukan standarisasi di bidang pemasaran – tenaga pemasaran, alat yang digunakan, dan proses pemasaran – untuk memastikan bahwa premi yang dihasilkan adalah premi yang berkualitas, sehingga BRILife dapat memenuhi kewajiban kepada pemegang polis pada saat jatuh tempo. Di sisi Operasional, BRI Life terus mendorong efisiensi layanan kepada pemegang polis sehingga dapat memberikan layanan yang cepat dan akurat dengan memanfaatkan teknologi Digital.

BRILife juga terus mendorong penetrasi di segmen ritel dan mikro di Bank BRI untuk dapat mendorong inklusi keuangan yang lebih dalam guna mencapai cita-cita BRILIFE Indonesia. Saat ini BRILife terus melakukan penetrasi melalui produk asuransi mikro, di segmen Ritel dengan produk PIJAR dan di segmen mikro dengan produk AMKKM. Dengan dukungan teknologi digital baik dari sisi pemasaran maupun layanan kepada pemegang polis, saat ini BRI Life mampu memberikan perlindungan kepada kurang lebih 1,5 juta pemegang polis per bulan.

“Dengan dukungan yang sangat besar dari induk kami di Bank BRI, dan dengan dukungan keahlian di bidang teknologi dan asuransi jiwa dari FWD, kami yakin dapat terus berkembang untuk BRILIFE Indonesia, guna memberikan nilai tambah bagi pencapaian perusahaan induk kami. visi di Indonesia. BRI, menjadi grup perbankan paling bernilai di Asia Tenggara dan menjadi juara dalam inklusi keuangan, serta berkontribusi dalam pencapaian visi FWD untuk mengubah cara pandang masyarakat tentang asuransi,” kata Iwan.

Sementara itu, Direktur Pemasaran BRI Life Sutadi menegaskan, BRILife terus mendorong penetrasi di seluruh segmen Bank BRI. Hingga akhir September 2022, New Annual Equivalent Premium Income (APE) mencapai Rp 2,45 triliun, tumbuh 42% yoy.

BRILife juga terus mendorong penetrasi produk asuransi mikro di segmen ritel dan mikro, dengan mengusung produk asuransi mikro PIJAR untuk segmen ritel dan AMKKM untuk segmen mikro. Penetrasi kedua produk ini sangat membantu pencapaian APE BRILife, dimana dalam 3 bulan terakhir asuransi PIJAR mencatatkan APE sebesar Rp 273 miliar, dan AMKKM dalam 9 bulan hingga akhir September 2022 mencatatkan APE sebesar Rp. 609 Miliar.

Sutadi mengatakan, “Saat ini BRI Life sedang mengembangkan pemasaran produk asuransi jiwa melalui BRImo yang merupakan super app yang dikembangkan oleh Bank BRI. Proses ini masih dalam tahap awal untuk mendapatkan workflow yang sesuai dengan harapan nasabah BRImo.”

Selain itu, BRI Life juga terus mengembangkan pemasaran melalui Agen BRILink dengan menggunakan media Android EDC sebagai sarana pemasaran. EDC Android ini merupakan pengembangan yang luar biasa dari tools yang digunakan sebelumnya yaitu mesin EDC yang secara fisik digunakan oleh Agen BRILink, saat ini ada sekitar 580 ribu agen.

“Dengan segala inisiatif yang ada, dan pangsa pasar yang sangat luas dari induk kami di BRI, kami yakin dapat terus tumbuh di masa depan,” kata Sutadi.

Terkait Pendapatan Premi, Direktur BRI Life Finance Lim Chet Ming mengatakan, “Total GWP (premi bruto) tumbuh lebih dari 40%, dibandingkan periode yang sama tahun 2021 menjadi Rp 6,9 triliun pada tahun 2022”.

Hingga akhir September 2022, hasil investasi mencapai Rp 638,2 miliar, tumbuh 22% dibandingkan tahun lalu.

“Pertumbuhan ini ditopang oleh portofolio UL yang memberikan hasil investasi dana Pemegang Polis sebesar Rp 190,3 miliar, sedangkan hasil investasi untuk portofolio non-UL mengalami kontraksi karena sebagian besar investasi kami di SUN (60%), Pasar Uang ( 19%, dan Obligasi Korporasi yang tergolong investment grade (18%), sesuai dengan karakteristik kewajiban yang ada,” jelas Lim.

Sedangkan berdasarkan Annual Premi Equivalent (APE), BRILife merupakan perusahaan asuransi jiwa terbesar ke-2 dengan pangsa pasar APE sebesar 6,6%.

“Selanjutnya Total Aset BRI Life hingga September 2022 mencapai Rp 21,0 triliun, meningkat lebih dari 20% yoy. Posisi kesehatan keuangan juga sangat baik dengan RBC sebesar 505%, jauh di atas persyaratan minimal yang ditetapkan OJK,” tutup Lim.

Di tempat yang sama, Direktur Operasi BRI Life Yossie William Iroth mengatakan, “Kami terus mendorong proses yang baik dan konsisten, dengan memanfaatkan teknologi digital, untuk dapat melayani nasabah kami dengan cepat dan akurat”.

Ia menambahkan, hingga akhir September 2022, BRI Life melayani sekitar 23,4 juta pemegang polis, dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tumbuh lebih dari 50%.

Selanjutnya, untuk pembayaran klaim hingga akhir September 2022, BRI Life telah membayar Rp 3,6 triliun, terkontraksi 11% yoy, terutama karena penurunan klaim akibat pandemi Covid-19.

“Kami terus mendorong efektivitas dan efisiensi layanan pelanggan dengan memanfaatkan teknologi digital dan terus meningkatkan kapabilitas infrastruktur dan keamanan TI,” ujar Yossi. (Mohar)

Leave a Reply

Your email address will not be published.