Tekno  

BRIN Angkat Bicara, Bantah Sunat Kehormatan Peserta Diklat Survei

Jakarta, CNN Indonesia

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) membantah kabar pemotongan honor peserta pelatihan Petugas Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI). Di sisi lain, pembayaran honorarium dinilai sudah sesuai mekanisme.

BRIN diketahui menggelar pelatihan petugas lapangan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang akan digelar mulai 30 September hingga 10 Oktober 2022 secara serentak di tujuh balai pelatihan.

Yudho Baskoro selaku Sekretaris Departemen Kebijakan Riset dan Inovasi BRIN mengatakan jumlah uang yang disalurkan sudah sesuai. Pasalnya, belum ada tugas yang diberikan kepada peserta.

“Untuk uang pelatihan semuanya sudah diberikan, tidak ada pemotongan. Yang disampaikan di Twitter 150 hingga 50 ribu, itu terkait dia nanti bertugas. Belum ada penugasan,” katanya dalam pesan singkat kepada CNNIndonesia. .com, Jumat (14/10).

Yudho mengatakan, uang pelatihan sudah ditransfer ke rekening masing-masing peserta. Mereka juga, kata Yudho, telah mengkonfirmasi masuknya dana tersebut. “Sampai Rabu dan Kamis lalu,” katanya.

“Yang teman-teman sampaikan itu tugas. Sedangkan tugas belum ada, karena kita sedang menata ulang cara pendataan, termasuk penugasan per blok sensus,” imbuh Yudho.

“Baru kemudian ada yang namanya perjanjian penugasan. Ini belum terjadi, dan kami belum ada hubungan dengan teman-teman ini karena belum ada penugasan,” ujarnya lagi.

Menurut Yudho, para peserta pelatihan mulai mempelajari materi survei sejak 30 September hingga 10 Oktober. Materi yang diajarkan meliputi teknik wawancara, praktik lapangan, termasuk pemutakhiran data, pengambilan sampel, dll.

Usai pelatihan, peserta akan difasilitasi dan diberikan uang saku. “Transportasi ke lokasi adalah biaya iklan, dan biaya harian sudah termasuk dalam paket pertemuan di pelatihan,” katanya.

Lebih lanjut Yudho mengungkapkan, saat ini belum ada kesepakatan penugasan dengan para peserta. Karena tidak ada tugas yang diberikan.

“Waktu teman saya minta hak ini, itu hak. Hak apa? Kami belum tanda tangan kontrak. Kami belum menugaskan mereka, artinya tidak ada pemotongan,” kata Yudho.

Soal jenis tugas, Yudho mengaku ada beberapa hal yang harus dilakukan peserta nantinya. “Penugasan survei ada beberapa kali penataan ulang, kemungkinan besar awal November penjelasannya akan dimulai lagi,” kata Yudho mengakhiri.

Sebelumnya, dunia Twitter diramaikan dengan kabar sejumlah peserta pelatihan dari BRIN menerima gaji yang tidak sesuai dengan jumlah.

Netizen yang mengaku mengikuti pelatihan tersebut mengatakan telah menerima pengurangan honorarium dan tidak pernah menerima pembayaran.

“Min, awalnya 150k per hari, menjadi 50k per hari dan kemudian tidak ada bau sama sekali, kita manusia tolong jadilah manusia, terima kasih sudah staycation di Bali selama 10 hari,” kata akun @aarosta.

“Susah cari kerja, malah dikerjain kayak gini… huuuu,” balas akun @TanjiroKomodoo.

“Kok bisa 10 hari latihan tapi uang harian tidak dibayar. Takut makan hak orang,” kata @nurazisramadhan.

Bahkan akun Twitter BRIN Center for Community and Cultural Research pun ikut mengomentari laporan warganet yang membanjiri kolom postingan.

“Mohon Admin @brin_indonesia menyampaikan keluhan masyarakat ini kepada penyelenggara,” kicau akun resmi.

(lth/lth)


Leave a Reply

Your email address will not be published.