MAKASSAR, Upeks.co.id – Dalam upaya memulihkan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulawesi Selatan, Kalla Group, dan Celebes Media Group bersama-sama menginisiasi CEO Business Forum 2022 pada Selasa, 04 Oktober 2022 yang telah diselenggarakan di Saoraja Ballroom Wisma Kalla.
CEO Business Forum yang merupakan ide bersama Kalla Group, APINDO, dan Celebes Media Group ini mengambil tema “Accelerating Domestic Economic Growth Ditengah Ketidakpastian Global dan Tren yang Melambat” untuk membuka ruang dan menjadi sarana diskusi, membawa kepentingan bersama antara otoritas, regulator, dan aktor dunia. upaya dengan tujuan memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk mengatasi permasalahan perekonomian nasional khususnya di Sulawesi Selatan.
Dirut Business Forum sendiri telah menghadirkan beberapa narasumber dan pemangku kepentingan di bidang Perekonomian Nasional Indonesia, antara lain Darwisan selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan Daerah (OJK) 6 Sulampua, Febrina selaku Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Solihin Jusuf Kalla selaku Direktur Utama Kalla, Andi Darmawan Bintang selaku Kepala BAPPELITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan, Wijayanto Samirin selaku Pengamat Ekonom Nasional dan Andi Suruji selaku CEO Celebes Media Group yang juga menjadi moderator kegiatan CEO Business Forum ini.
Subhan Subhan Djaya Mappaturung selaku Chief Corporate Secretary & Legal Officer Holding Kalla Group menyampaikan harapannya terkait terselenggaranya CEO Business Forum
“Semoga hasil dari CEO Business Forum ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat mempermudah, yang dapat mempercepat dunia usaha sehingga dapat tumbuh dan berperan strategis penting dalam Pembangunan Ekonomi Sulawesi Selatan,” ujarnya dalam Sambutan sidang.
Suhardi selaku Ketua DPP Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Sulawesi Selatan juga menjelaskan lebih lanjut tentang gambaran besar kegiatan Forum Bisnis CEO tersebut.
“Ini adalah Forum Bisnis yang mempertemukan Business Owner, Regulator, Otoritas, dan Stake Holder, saya berharap forum ini bukan sekedar diskusi bisnis, tapi saya berharap nanti ada Business Execution yang juga diharapkan tidak hanya bertemu. namun untuk dapat melahirkan rekomendasi-rekomendasi yang baik, yang dapat kita manfaatkan dan manfaatkan untuk Kemajuan Ekonomi khususnya di Sulawesi Selatan” tambahnya
Solihin Jusuf Kalla selaku Presiden Direktur Kalla juga mengungkapkan bagaimana Kalla Group mampu bertahan melewati krisis yang terjadi di Indonesia sejak awal tahun 80-an hingga sekarang.
“Agar ketidakpastian tidak harus dimiliki oleh seorang Interprenur, CEO, dan Leader, kita sebagai perusahaan swasta harus memastikan semuanya terjadi dengan pasti. Lalu bagaimana kita selama ini mampu mengatasi krisis yang terjadi sejak tahun 80-an hingga sekarang ini? yaitu ketika itu terjadi? Krisis adalah dimana kita dituntut untuk kreatif, berpikir untuk menemukan sesuatu yang baru, solusi, ketika krisis terjadi kita ditantang untuk menemukan ide-ide baru, sebuah ide yang dapat membuat kita bertahan di tengah-tengah krisis. Sebuah krisis.” dia berkata
Ia juga menambahkan berbagi pengalaman terkait bagaimana Kalla Group mampu melewati Krisis saat terjadi Akselerasi Teknologi.
“Pada awal 80-an – 90-an Kalla pernah bekerja sama dengan KSO Telkom untuk mensuplai sambungan kabel telepon yang terhubung dari Bali ke Papua, hingga akhir 90-an kami merasakan perkembangan teknologi begitu pesat. Pada tahun-tahun itu ada perubahan dari Telepon Cable to Wireless, akhirnya di awal tahun 2000-an kami mencoba berpikir keras untuk beralih dari bisnis sebelumnya, ke bisnis teknologi yang keberadaannya bisa bertahan hingga 100 tahun ke depan, itulah sebabnya kami akhirnya memilih PLTA dan memulai bisnis di sektor energi hingga sekarang kita fokus pada bisnis energi hijau. Nah, saat itulah kita akhirnya bisa melewati Krisis, “tambahnya
Febrina selaku Deputi Direktur Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan menjelaskan peran Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi dalam membuat program-program terkait upaya penanggulangan inflasi daerah di Sulawesi Selatan.
“Kami dari Bank Indonesia sendiri bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) telah mencanangkan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) salah satunya kita mengadakan bazar pasar murah pada September 2022 bersama Pemerintah Provinsi, Koordinasi Komunikasi dengan Pemerintah Provinsi, dimana pemerintah daerah mendukung penuh adanya Pengendalian Inflasi melalui pelaksanaan Rapat Tingkat Tinggi (TPID), Optimalisasi Fasilitasi Distribusi Pangan/Subsidi Biaya Transportasi, dan beberapa program lainnya”.
Darwisan selaku Kepala Otoritas Jasa Keuangan Daerah (OJK) Sulampua, menyampaikan kabar gembira aset Sulsel terus mengalami pertumbuhan yang meski tidak signifikan namun terus meningkat.
“Alhamdulillah aset kita di Sulsel sendiri masih berkembang dan saat ini aset kita sudah 167 triliun walaupun pertumbuhannya hanya 5,91% tapi tetap tumbuh meski ada sedikit perlambatan. Positif year on year untuk aset, deposito 4,29%, dan pinjaman 6,07%,” katanya.
Ia juga menambahkan, Restrukturisasi Kredit Bank Umum Sulsel mengalami penurunan dari tahun 2021 menjadi Juni 2022.
Restrukturisasi Kredit Bank Umum Sulsel Meningkat Signifikan Hampir di Seluruh Sektor Ekonomi Tahun 2020, Kemudian Turun Signifikan Pada Tahun 2021 hingga Juni 2022, Jadi tentunya ini merupakan langkah yang harus dilakukan OJK pada bulan Maret 2020 di masa Pandemi dengan mengeluarkan kebijakan POJK 11 .pada saat itu dan luar biasa, saya tidak bisa membayangkan apa jadinya jika pada saat itu kita tidak mengeluarkan kebijakan Restru ini, Kebijakan POJK 11 dan PJOK 48, mungkin ekonomi kita akan jatuh saat itu karena semua dunia usaha melakukannya tidak bayar MPL langsung, semua bank pasti bisa jatuh” tambahnya
Andi Darmawan Bintang selaku Kepala BAPPELITBANGDA Provinsi Sulawesi Selatan juga membagikan bagaimana Pemerintah Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) dan OJK dalam rangka mengatasi inflasi.
“Yang perlu kita lakukan sekarang yang mungkin menjadi bagian dari kita adalah Inovasi dan yang perlu diperhatikan disini adalah bagaimana Pemprov Sulsel bekerjasama dengan Pemkab dan Pemkot terkait Inflasi dan juga berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan OJK, kita sudah kewajiban untuk mempersiapkan 2% dalam rangka mengatasi inflasi, kami telah menyediakan dana sebesar 15 miliar terkait transportasi bersubsidi dan bantuan sosial, “katanya pada kegiatan CEO Business Forum. (rls)