Kami mencoba menjahit cerita para saksi mata dan korban tragedi ini menjadi COVER STORY yang berjudul ‘Mengungkap Tragedi Kemanusiaan Kanjuruhan, Nadir Sepak Bola Indonesia’. . Klik link berikut untuk melihat kisah mereka…
Tragedi kanjuruhan meninggalkan banyak luka bagi sepakbola Indonesia
“Mungkin saya sudah tidak mau nonton Arema lagi. Cukup sampai di sini saja,” Rizal Putra Pratama, Aremania yang kehilangan ayah dan kakaknya dalam Tragedi Kanjuruhan. Mereka melantunkan doa untuk Muhammad Arifin (45 tahun) dan Muhammad Rifki Aditya (13 tahun). Keduanya merupakan dua dari 132 korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan usai laga Arema FC melawan Persebaya Persebaya, Sabtu malam naas, 1 Oktober 2022.
“Sebenarnya saya tidak berpikir untuk pergi ke Stadion Kanjuruhan, karena saya tidak punya tiket. Tiketnya juga sudah habis terjual. Namun, kakak dan ayah saya mengundang saya untuk menonton Kanjuruhan, hanya ingin keluar,” kata Rizal, mengawali kisah sedih malam itu, ditemani ibunya. yang menangis beberapa kali ketika dia tidak bisa menahan kesedihan.
Mahfud MD ajak masyarakat lihat Polri yang sedang mereformasi diri – ANTARA News
ANTARA – Rentetan kasus di lingkungan Polri belakangan ini membuat banyak kalangan mengkritik kinerja korps Bhayangkara. Di sisi lain, Menteri … Selengkapnya >>
Apa Tugas Seorang Steward Sepak Bola di Liga 1? Selain Gantikan Polisi Sebagai Pengaman Stadion – Bolasport.comPasca tragedi Kanjuruhan, seluruh elemen dalam sepak bola Indonesia melakukan evaluasi salah satunya dengan mengutamakan fungsi stewards.
Ini Susunan Pengurus PSSI Iwan Bule yang Diminta Mundur oleh TGIPF KanjuruhanPersatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dianggap bertanggung jawab atas tewasnya 132 orang dalam tragedi Kanjuruhan. Ketua Umum PSSI dan jajarannya diminta mundur.
Delapan Korban Tragedi Kanjuruhan Masih Dirawat di ICU dan HCU RSSA – Bola.netPenanganan korban luka dalam Tragedi Kanjuruhan, awal Oktober lalu, belum tuntas.
Indonesia Gagal Tuan Rumah Piala Asia 2023, Ketua PSSI Janji Siapkan Tim TerbaikIndonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Asia 2023 setelah Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memilih Qatar.
Direktur Operasi PT LIB Beri Informasi ke Polda JatimDirektur Operasi PT Liga Indonesia Baru, Sudjarno, mendapat giliran memberikan keterangan terkait tragedi Stadion Kanjuruhan.
Paguyuban Suporter Tingkatkan Koordinasi Penanganan Tragedi KanjuruhanPersatuan Pendukung Tim Nasional Indonesia (PSTI) menilai PSSI dan polisi harus bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan. tragediKanjuruhan
CERITA COVER: Tragedi Kemanusiaan Kanjuruhan, Sepak Bola Indonesia SOS Serafin Unus Pasi | 18 Oktober 2022 09:55 Pimpinan Aremania, Anto Baret memberikan keterangan saat jumpa pers terkait Kabar Damai Aremania untuk Kedamaian Suporter Indonesia yang berlangsung di Lowokdoro, Malang, Sabtu (10/8/2022). BOLA SUPER. Tragedi Kanjuruhan. Hingga Senin (17/10), masih ada delapan korban luka yang menjalani perawatan intensif di RSUP dr.
(c) Bola.net/Bagaskara Biru "Mungkin saya tidak ingin menonton Arema lagi. Namun setelah dievaluasi, agar tragedi Kanjuruhan tidak terulang lagi, polisi akan memprioritaskan fungsi pramugari sepakbola. Hanya sampai di sini, " Rizal Putra Pratama, Aremania yang kehilangan ayah dan saudaranya dalam Tragedi Kanjuruhan. Rumah kaca di Kebonsari RT 003/RW 001, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Minggu (10/10/2022), terlihat sepi. Baca juga: Timnas U-20 Indonesia Berangkat ke Eropa, Tandanya Shin Tae-yong Tidak Mundur? “Ke depan, untuk keamanan, kami utamakan pada stewards,” kata Kabag Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo. Pintu rumah itu terbuka lebar. dr.
Seorang perempuan berusia 40-an tampak menyalami tim sepak bola.” Lalu apa sebenarnya fungsi pramugari sepak bola selain menggantikan polisi? Bola.net. Anaknya mengikuti di belakang. Kedua wajah masih kuyu dan pucat. Kohar Hari Santoso, SpAn KIC KAP, mengatakan data pasien ini masih dinamis.
Jejak kesedihan mencengkeram kuat. Tak lama kemudian, tamu datang, tetangga dan kerabat. Mereka mengaji di teras rumah. Lewati sholat. Mereka melantunkan doa untuk Muhammad Arifin (45 tahun) dan Muhammad Rifki Aditya (13 tahun). Ada sekitar 70 orang yang sudah bisa pulang dan berstatus rawat jalan.
Mereka berdua adalah dua dari 132 korban tewas dalam Tragedi Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Persebaya, Sabtu malam naas itu, 1 Oktober 2022. Ayah dan anak itu pergi ke Stadion Kanjuruhan untuk bergembira mendukung mereka. Arema tercinta melawan pertandingan bergengsi melawan Persebaya. Surabaya, namun berakhir dengan kesengsaraan. Bagi Muhammad Rifki, ini adalah momen pertama dan terakhir menyaksikan pertandingan Singo Edan secara langsung di Stadion Kanjuruhan. Kepergian ayah dan anak itu meninggalkan duka yang tak terlukiskan bagi Lutfiati, 44 tahun. Dia adalah istri Arifin dan ibu Rifki.
Duka mendalam juga menimpa Rizal Putra Pratama (22 tahun), anak pertama di keluarga itu. Rizal juga pergi ke Stadion Kanjuruhan malam itu, tapi hanya menonton dari luar, dan selamat dari tragedi mengerikan di dalam stadion. “Sebenarnya saya tidak berpikir untuk pergi ke Stadion Kanjuruhan, karena saya tidak punya tiket. Tiketnya juga sudah habis terjual. Namun, kakak dan ayah saya mengundang saya untuk pergi ke Kanjuruhan untuk menonton pertunjukan, hanya ingin nongkrong di luar,” kata Rizal mengawali kisah sedih malam itu, ditemani ibunya yang beberapa kali menangis tak kuasa menahan kesedihan.
Muhammad Arifin sudah lama tidak menyaksikan aksi Arema secara langsung di stadion. Padahal, di masa mudanya ia adalah seorang Aremania yang rajin mendukung Singo Edan untuk bertanding, baik home maupun away. Kecintaannya pada Arema diturunkan kepada Rizal dan Rifky. Rizal pun tumbuh menjadi pendukung fanatik Singo Edan. “Ayah bilang, ini Le, Arema.
Kebanggaan masyarakat Malang,” kenang Rizal. Warga Tumpang, Kabupaten Malang, Lutifiati (kanan) dan putranya Rizal Putra Pratama, di kediamannya, Minggu (9/10/2022). Lutfiati kehilangan suaminya, Muhammad Arifin, dan putranya. , Muhammad Rifki Aditya yang tewas dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan, Sabtu, 1 Oktober 2022. (c) Bola.net/Bagas Lazuardi Hari itu mereka berenam berangkat ke Stadion Kanjuruhan.
Rizal, ayahnya, Rifki, sepupunya Pasha (seusia Rifki), dan dua temannya, tanpa memegang tiket. Cuma mau nonton bareng di luar stadion. Namun, ada orang asing yang justru memberikan tiket gratis kepada Arifin. Hanya ada tiga tiket, jadi tidak semua bisa masuk stadion. “Karena kakak dan adik Pasha belum pernah menontonnya, saya hanya menyuruh mereka masuk.
Saya juga meminta Anda untuk menemani saya, dan masuk ke tribun 11, di mana Aremania dari Tumpang berada. Kemudian saya menyebar di depan stadion,” kata Rizal. Setelah pertandingan usai, Rizal berjalan menuju tempat parkir, sambil menunggu ayah, kakak, dan sepupunya kembali dari dalam stadion. Namun, mereka tidak pernah muncul. Saat itu sudah ada informasi tentang penembakan gas air mata di dalam stadion.
Di dalam stadion sudah kacau balau. Rizal mulai khawatir. Dia bergegas ke tribun 11. Pintu di tribun sudah terbuka dan banyak korban jatuh. Rizal panik.
Dia bertanya kepada seorang prajurit tentang keberadaan ayah dan saudara perempuannya. dan sepupunya. Prajurit itu memintanya untuk mencari mereka di tribun VVIP. Di sana, Rizal bertemu Aremania dari Koordinator Wilayah Tumpang. Rizal terus bertanya dimana ayah, kakak, dan sepupunya.
“Saya ketemu tetangga saya Mas Trimo. Katanya bapak saya bawa anak-anak (pendukung) ke RS Wava Husada dan mencari Rifki. Pasha sudah ditemukan, kondisinya lecet semua di kaki, setelah diinjak-injak. Saya langsung minta diantar ke Wava Husada. Perasaan saya sudah gila,” kata Rizal.
Di RS Wava Husada, Rizal bertemu dengan ayah Pasha. Dia menanyakan keberadaan ayah dan adiknya, menjawab bahwa mereka masih dicari. Rizal bahkan disuruh pulang. Pemuda yang pernah merantau ke Medan itu akhirnya pulang ke rumah meski perasaannya tidak seburuk itu. Ketika kami sampai di rumah, penduduk desa telah berkumpul di sana.
Saat itulah ia diberitahu ayah dan adiknya meninggal dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan. Ibu Rizal pingsan, tak kuasa menahan kesedihan yang melanda. “Menurut cerita teman-teman, bapak ditemukan di tribun ke-11. Yang menemukan Mas Tirta (tetangganya). Saat itu, kondisi bapak saya sesak nafas, terengah-engah.
Tadi dibawa ke RS Wava Husada, tapi tidak bisa membantu karena kehabisan oksigen,” kata Rizal. “Kalau masih muda, informasi sudah keluar stadion, terus minta minum ke orang. Tapi dia ingin membantu ayah dan mencari saya, akhirnya kembali ke stadion dan tidak ditolong. Rasanya sedih sekali. Masa depan adikku masih panjang.
Mengapa diambil seperti ini, " Rizal menambahkan sambil terisak, mengatakan bahwa saat itu pagar di tribun 11 sudah runtuh, banyak sepatu dan orang yang dibawa, dan dia sangat panik sehingga dia tidak peduli dengan gas air mata yang tebal. .