Tekno  

Dampak Banjir Bandang, DAS Biluk Poh Diperkirakan 600 Hektar |Balipuspanews.com

Pemetaan udara oleh Fly for Humanity Movement bekerjasama dengan Pusat Penelitian Teknologi Penerbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana, BPBD Provinsi Bali dengan menerbangkan drone di kawasan sungai Biluk Poh
Pemetaan udara oleh Fly for Humanity Movement bekerjasama dengan Pusat Penelitian Teknologi Penerbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana, BPBD Provinsi Bali dengan menerbangkan drone di kawasan sungai Biluk Poh

JEMBRANA, balipuspanews.com– Dampak banjir bandang yang terjadi di Jembrana sangat luas. Salah satu wilayah yang tingkat kerusakannya paling parah adalah Desa Filing dan Kecamatan Tegal Cangkring yang terletak di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) Biluk Poh.

Pemetaan udara oleh Gerakan Terbang Kemanusiaan bekerjasama dengan Pusat Penelitian Teknologi Penerbangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Universitas Udayana, BPBD Provinsi Bali dan dihadiri oleh Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, telah menghasilkan peta dampak kerusakan.

Penanggulangan bencana yang dilakukan adalah pemetaan udara daerah yang terkena banjir bandang menggunakan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau lebih dikenal dengan drone.

Dari foto drone, diperkirakan area yang terkena banjir bandang seluas 600 hektar.

“Kami menggunakan drone dengan resolusi tinggi, serta foto dan video untuk arsip bencana di sepanjang sungai Biluk Poh. Foto udara dari hulu ke hilir hingga dibanjar terakhir Biluk Poh. Dengan terbang dua kali menggunakan fixed wing UAV, tim ini berhasil memetakan wilayah yang terkena dampak banjir bandang seluas 600 hektare,” kata Septian Firmansyah, salah satu penggagas gerakan Fly for Humanity saat ditemui, Rabu (23/5). 2/11/2022).

Hasil pemetaan ini nantinya dapat digunakan untuk menganalisis dampak banjir bandang, membantu tim tanggap bencana dalam mengambil tindakan yang tepat. Selain itu, digunakan untuk mitigasi bencana.

“Pemetaan dampak banjir bandang diharapkan dapat membantu tim tanggap dalam mengambil tindakan yang tepat, terukur, dan diharapkan juga dapat menjadi dokumentasi bencana, dan tentunya dapat menjadi dasar bagi upaya pengurangan risiko bencana ke depan,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna mengatakan dari foto udara pemerintah daerah memiliki gambaran pascabencana. Artinya ke depan pemerintah dan jajarannya akan memiliki langkah strategis pencegahan banjir dari data yang mereka miliki.

“Data ini bisa digunakan untuk perencanaan dan penanggulangan bencana. Jadi kami bergerak berdasarkan data,” kata wakil bupati yang juga ketua Federasi Dirgantara Indonesia (FASI) Jembrana itu.

Pengarang: Anom
Editor: Ok Suryawan

Leave a Reply

Your email address will not be published.