SEMARANG, Suaramerdeka.com– Dinas Koperasi dan UKM Jawa Tengah berupaya memberikan pendampingan dan pemberdayaan, agar pelaku usaha lebih maju dan produknya laris manis di pasaran.
Salah satu upaya yang dilakukan dengan mengubah perilaku dan pola pikir, agar mampu menjual dan menarik lebih banyak calon pembeli.
Ketua Dinkop dan UKM Jateng Ema Rachmawati mengatakan, pihaknya tidak hanya mengajak dan mengajarkan para pelaku usaha untuk melek digital, tetapi juga mengubah perilaku dan pola pikir mereka untuk lebih menjual.
Ema menjelaskan, saat ini pihaknya sudah memiliki 177.256 UMKM binaan dari jutaan UMKM lainnya di Jateng.
Namun, dari ratusan ribu UMKM binaan Dinkop dan jutaan UMKM lainnya di Jawa Tengah, mereka memiliki masalah yang sama.
Menurut Ema, masalah terbesar adalah perilaku atau pola pikir para pelaku usaha yang ingin menang sendiri atau tumbuh besar sendiri tanpa memikirkan usaha lain.
Padahal, untuk bisa semakin besar dan berkembang, seseorang juga harus bisa bekerjasama dengan pelaku usaha lainnya.
Masalah terbesar UMKM Jawa Tengah adalah mentalitas dan perilaku. Ini harus diubah.
“Banyak UKM kita yang ingin tumbuh sendiri, dan menganggap produknya yang terbaik dan tidak mau ikut-ikutan atau ikut-ikutan orang lain. Pembeli yang melihat perilaku UKM kita seperti itu lewati saja,” kata Ema.
Lebih lanjut Ema menjelaskan, perilaku yang tidak mau berkonsolidasi atau berkolaborasi cukup besar pengaruhnya.
Hal ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan UKM di Jawa Tengah.
Selain itu, perilaku yang juga mempengaruhi perkembangan UKM lainnya adalah proses produksi.
“Dapurnya besar dan bagus tapi ternyata proses memasaknya tidak higienis. Ini juga berpengaruh,” jelasnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan terus mendorong dan mengedukasi pelaku UMKM untuk bisa mengubah perilaku mereka sebelumnya.
Ema mengatakan Dinkop Jateng dan UKM juga terus membantu pengembangan UKM.
Tidak hanya tentang pelatihan dan pendidikan perizinan, tetapi juga pengemasan dan pemasaran produknya.
“Kami juga memfasilitasi sertifikat halal. Selama empat tahun terakhir, ribuan telah dapat memfasilitasi sertifikat halal,” tambahnya.
Diketahui, sektor UMKM di Jawa Tengah mampu menyerap 1.320.953 tenaga kerja dan berdampak positif serta menciptakan lapangan kerja.
Sedangkan omzet UMKM tahun ini mencapai Rp 68,387 triliun.