WARTAKOTALIVE.COM, KEMAYORAN – Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, telah membawa duka cita dari seluruh pecinta sepak bola, klub dan suporter di tanah air.
Persija Jakarta dan pendukungnya, The Jakmania, menjadi salah satu klub yang berduka atas peristiwa yang menewaskan 131 orang tersebut.
Persija bersama The Jakmania menggelar salat tujuh waktu pasca tragedi Kanjuruhan di Masjid Agung, Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (7/10/2022).
Dari pantauan Wartakotalive.com di lokasi sekitar pukul 19.30 WIB terlihat suporter dan jajaran tim Persija Jakarta mulai berdatangan ke lokasi masjid,
Baca juga: Duo Persija Jakarta Michael Krmencik dan Ondrej Kudela Terima Kasih Sudah Berfoto Bersama Jakmania
Baca juga: Liga 1: Pelatih Persija Thomas Doll akan berbicara tentang sepak bola jika tragedi Kanjuruhan dapat diselesaikan
Baca juga: Presiden Persija Mohamad Prapanca Berharap Tragedi Kanjuruhan Jadi Yang Terakhir di Sepak Bola Indonesia
Terlihat ada pendukung yang datang lebih awal untuk melaksanakan sholat Isya berjamaah sebelum sholat berjamaah.
Selain itu, beberapa pemain dan manajemen Persija datang ke Masjid Raya Kemayoran untuk mengikuti salat berjamaah bersama suporter.
Diketahui, dalam acara ini akan digelar salat tujuh waktu dan salat ghaib bagi para korban tragedi Kanjuruhan Malang.
BERITA VIDEO: Persija dan Jakmania Gelar Doa Ajaib untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Sebelumnya, Tragedi Kanjuruhan membawa duka yang mendalam bagi para penggemar sepak bola Indonesia, termasuk ratusan The Jakmania.
Ratusan suporter klub Persija Jakarta berkumpul di kawasan Jakarta International Stadium atau JIS pada Minggu (2/10/2022) sekitar pukul 20.30 WIB.
Selama aksi, para penggemar berdiri melingkar di depan Exit Barat JIS sambil berdoa untuk para korban tragedi Kanjuruhan.
Turut berduka cita juga ditandai dengan dinyalakannya puluhan lilin yang membentuk kata “AREMA” dan taburan bunga mawar.
Suasana khusyuk dengan nyanyian sepak bola dan lagu perpisahan membuat para peserta terlihat sedih.
Kepala Sub Koordinator The Jakmania, Sunter Aditya Rinaldi (35), menjelaskan bahwa penyalaan lilin dan doa-doa itu sebagai bentuk belasungkawa atas tragedi maut Kanjuruhan.
“Programnya adalah doa bersama, menyalakan lilin dan menyanyikan lagu Indonesia Raya,” kata Aditya.