Tekno  

Equinix akan membangun pusat data di Jakarta, Indonesia

Render pusat data IBX masa depan Equinix di Jakarta

Equinix telah memasuki pasar pusat data Indonesia, dengan raksasa AS tersebut mengumumkan rencana untuk membangun fasilitas co-location senilai $74 juta di Jakarta Pusat.

Fasilitas delapan lantai, yang dijadwalkan dibuka pada paruh kedua tahun 2024, akan menawarkan lebih dari 1.600 lemari pakaian dan 5.300 meter persegi (57.049 kaki persegi) ruang bersama ketika dibangun sepenuhnya, kata Equinix Kamis. Dalam rilis.

Efisiensi energi dari pusat data masa depan tidak diungkapkan, tetapi Equinix mengatakan fasilitas, yang membawa merek transaksi bisnis internasional perusahaan, akan memasukkan keberlanjutan ke dalam desainnya, memanfaatkan teknologi cold-row untuk mendukung tujuan ekonomi dan lingkungan bagi perusahaan di Indonesia.

“Pusat data IBX kami di Jakarta akan menambahkan pasar penting yang strategis dan pertumbuhan tinggi ke jaringan luas pusat data yang saling terhubung milik Equinix di seluruh dunia,” kata Jeremy Deutsch, presiden Equinix Asia Pasifik. Kehadirannya di Indonesia memungkinkan Equinix untuk menyediakan infrastruktur digital yang memungkinkan bisnis lokal memanfaatkan peluang pertumbuhan di luar negeri dan mendukung perusahaan global yang mencari akses ke ekonomi digital Indonesia yang berkembang pesat.

Destinasi Digital Bangsa

Terletak di dekat pertukaran internet utama di kawasan pusat bisnis Jakarta, pusat data IBX yang baru akan melayani bisnis domestik dan asing sejalan dengan upaya transformasi digital pemerintah.

Jeremy Deutsch Equinix

Jeremy Deutsch, Presiden Equinix Asia Pasifik

Pihak berwenang Indonesia berfokus pada orientasi digital lebih dari 64 juta usaha mikro, kecil dan menengah di seluruh negeri, yang bertujuan untuk mendigitalkan 30 juta UMKM pada tahun 2024. Ekonomi digital Indonesia berada di jalur yang tepat untuk melampaui $124 miliar pada akhir tahun 2025, menurut sebuah penelitian oleh Google, konsultan Bain & Co dan perusahaan induk negara Singapura Temasek.

Penyedia layanan cloud besar seperti Google, Amazon Web Services, Microsoft Azure dan Alibaba telah meluncurkan wilayah cloud di Indonesia. Konsultan penelitian Twinbit memperkirakan negara itu akan menjadi pasar cloud publik terbesar kedua di Asia Tenggara pada tahun 2026, menyalip Singapura.

“Kami berharap dapat bekerja sama dengan otoritas lokal, penyedia jaringan, dan ekosistem industri yang lebih luas untuk membantu mengeluarkan potensi digital Indonesia,” kata Deutsch.

Menangkap ombak

Equinix memiliki 50 proyek besar di 22 negara. Dengan memasuki Indonesia, perusahaan yang terdaftar di NASDAQ ini bergabung dengan gelombang pemain global dan regional yang membangun operasi pusat data di negara terbesar di Asia Tenggara.

Pada bulan April, EdgeConneX yang berbasis di AS Memasuki pasar Indonesia Diakuisisi dengan joint venture pusat data lokal PT Multipolar Technology dari Mitsui dan Lippo Group. Kesepakatan itu memberi EdgeConnex, yang didukung oleh perusahaan ekuitas swasta Swedia EQT, kepemilikan fasilitas 5-MW Jakarta, yang rencananya akan diperluas perusahaan menjadi kompleks pusat data hyperscale 90MW.

Bulan lalu, Digital Edge yang didukung Stonepeak mengumumkan bahwa mereka telah memulai pembangunan pusat data 23MW di Jakarta, menandai proyek kedua startup Singapura di Indonesia.

Pemain regional Logos, NTT dan ST Telemedia Global Data Centers telah mengumumkan proyek dan akuisisi data center mereka sendiri di Indonesia bersama dengan Princeton Digital Group yang berbasis di Singapura. Ini menandai perkembangan ketiganya di negara itu Agustus lalu.

Leave a Reply

Your email address will not be published.