SOLO – FIFA secara resmi telah mengirimkan rekomendasi kepada Liga Indonesia untuk perbaikan sistem kompetisi sepakbola tanah air secara menyeluruh. Dalam surat tertanggal 5 Oktober itu, ada lima rekomendasi dari FIFA. Salah satunya terkait dengan jadwal kickoff yang dianggap terlambat.
Seperti diketahui, Liga 1 2022/2023 waktu kickoff paling awal diadakan pada pukul 15.30, sedangkan yang terakhir dimulai pada pukul 20.30. FIFA meminta jadwal paling lambat ke depan pukul 17.00, termasuk digelar pada akhir pekan, yakni Sabtu dan Minggu.
Manajemen Persis rupanya mengakui apa yang diminta FIFA itu sejalan dengan tuntutan Persis Solo yang sebelumnya sudah diumumkan ke publik. Dimana pada poin ketiga, Persis meminta untuk meniadakan jam kickoff sudah terlambat. Hal ini untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Federasi, operator dan resmi siaran harus mempertimbangkan rekomendasi klub dengan berkoordinasi dengan panitia penyelenggara dan ofisial setempat.
“Itu memang point tuntutan kami, di mana kami mendorong operator (PT LIB) dan resmi penyiar radio (Indosiar) untuk tidak menahan kickoff malam. Hal ini dalam rangka berkoordinasi dengan pihak klub, khususnya mengenai prosedur keamanan dan mitigasi di dalam sebuah klub cocok“Persistent Solo Media Officer Bryan Barcelona mengatakan Jawa Pos Radar Solo, Senin (10/10).
Bryan juga mengakui waktunya kickoff terakhir jam 5 sore, tentu sangat ideal. Apalagi jika pertandingannya hanya diadakan di akhir pekan
“Tentu dari segi keamanan dan standar akan lebih kondusif, karena kalau sudah gelap pertandingan selesai. Berdasarkan pengalaman kickoff Sore hari jarang ada masalah,” katanya.
“Kami minta agar jadwal bisa lebih konsisten ke depannya, pihak klub tentunya selalu berusaha mempertimbangkan rekomendasi dari sisi keamanan. Tentu harapan semua pihak harus memperhatikan kelancaran di stadion, termasuk faktor keamanan. keputusannya seperti itu (rekomendasi FIFA), tentu klub akan mendukungnya,” sambungnya.
Seperti diketahui sebelumnya, Liga 1 dihentikan sementara akibat tragedi Kanjuruhan (1/10), ketika ratusan nyawa berjatuhan saat menyaksikan pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Gara-gara kejadian ini, Persis mengumumkan lima poin ke publik. Selain mengubah jam pertandingan agar tidak berakhir pada malam hari, Persis juga meminta adanya forum lintas klub, komite, dan otoritas yang digagas oleh operator liga dan federasi. Tujuannya adalah untuk membahas reformasi standar operasional keamanan di dalam dan di luar stadion.
Terkait kejadian di Kanjuruhan, Persis juga meminta proses hukum yang transparan dan adil.
Persis juga meminta reformasi sistematis dalam pengelolaan ekosistem sepakbola Indonesia sebagai bentuk respon atas insiden yang terjadi di Kanjuruhan. Hal ini juga bertujuan untuk melakukan evaluasi menyeluruh untuk masa depan sepakbola Indonesia yang lebih baik. Jika tuntutan Persis tidak dapat dipenuhi, Persis mengajukan mosi tidak percaya sebagai pernyataan sikap klub.. (nama panggilan)