KABUPATEN, JP Radar Kediri– Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Teknologi Sepuluh Nopember (DRPM-ITS) Surabaya menggelar Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Produk Berbasis Teknologi Tepat Guna kemarin (14/10). Dosen dan mahasiswa Fakultas Vokasi ITS mengajak warga Desa Satak Kecamatan Puncu Kabupaten Kediri untuk memanfaatkan potensi budidaya tanaman lokal yaitu limbah daun nanas.
Dosen yang juga Ketua Abmas dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Vokasi ITS, Surabaya, Prof. Dr. Ir. Soeprijanto, M.Sc menyampaikan bahwa potensi usaha lokal di Desa Satak cukup melimpah. Mengingat, desa ini merupakan salah satu sentra penyumbang nanas terbesar di Kediri. Penduduknya banyak yang berprofesi sebagai petani nanas.
Namun potensi tersebut dinilai masih minim pengembangan. “Seperti limbah daun (daun nanas) bisa bernilai jual tinggi. Kalau bisa kita proses dengan baik,” jelasnya saat memberikan pelatihan di balai desa setempat.
Pria yang akrab disapa Prof Pri ini menjelaskan, dari hasil penelitian daun nanas memiliki komposisi serat yang baik dan kuat. Oleh karena itu, daunnya sering digunakan sebagai bahan dasar produk yang berkualitas. Seperti komposit, benang, tekstil dan rompi anti peluru. Pada komposit pesawat terbang, serat daun nanas menjadi bahan penguat untuk peredam suara badan pesawat.

Tak heran, harganya relatif mahal. Yakni sekitar Rp 500 ribu/kilogram. “Penting untuk diketahui bersama bahwa limbah daun nanas tidak baik untuk pakan ternak. Karena kandungan seratnya cukup tinggi,” jelasnya.
Untuk pengolahannya, proses penyortiran serat daun menggunakan alat khusus yang disebut pembukaan. Alat ini berfungsi untuk menghaluskan serat-serat daun hingga membentuk seperti kapas. Keausan alat dinamo dex sebagai penggiling. Sementara itu, alat lain bernama poros tunggal untuk mengubah serat daun menjadi benang.
Usai praktik penggilingan, kedua alat tersebut kemudian dihibahkan kepada masyarakat melalui perangkat Desa Satak. “Di sana, mahasiswa dan warga sekitar antusias mencoba alat ini. Semoga kedepannya bisa bermanfaat untuk mempromosikan berbagai produk berbahan dasar serat daun nanas,” harap Prof Pri.
Untuk diketahui, kegiatan ini merupakan program kerjasama antara dosen Abmas dengan mahasiswa KKN di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya. Program ini bekerjasama dengan 16 mahasiswa ITS dengan penggerak Desa Karang Taruna Satak. Anggota KKN mahasiswa merupakan gabungan dari dua jurusan dalam satu Fakultas Vokasi. Kegiatan KKN diwakili oleh Jurusan Teknik Kimia Industri dan Teknik Mesin Industri. Sedangkan Fakultas Sains dan Analisis Data merupakan mahasiswa Departemen Kimia.