PSSI bisa mengadakan pertemuan dengan pihak kepolisian sebagai mitra keamanan.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) terus mencari solusi untuk memajukan sepak bola Indonesia. TGIPF menanggapi apa yang terjadi beberapa hari lalu, terkait Tragedi Kanjuruhan.
Dalam peristiwa ini ditemukan berbagai pelanggaran. Salah satunya ketika polisi menggunakan gas air mata untuk mengamankan situasi. Itu tidak sesuai aturan di induk sepak bola dunia (FIFA).
Anggota TGIPF Akmal Marhali menjelaskan, pihaknya tidak hanya sebatas membahas hal tersebut. Tapi melihat dari perspektif yang lebih luas. Kemudian dituangkan dalam bentuk rekomendasi ke berbagai pihak.
“Kami akan merekomendasikan hal-hal yang keseluruhan, semuanya. Adanya sinkronisasi regulasi pemerintah dengan regulasi FIFA. Hal inilah yang belum dilakukan oleh PSSI. Masing-masing berjalan dengan caranya sendiri,” kata Akmal republika.co.id.
Dalam praktiknya, PSSI bisa mengadakan pertemuan dengan pihak kepolisian sebagai mitra pengamanan. Sehingga kedua belah pihak bisa mengetahui apa saja yang bisa digunakan saat menjaga pertandingan.
“Sampai saat itu, kami tidak hanya berbicara tentang gas air mata dan sebagainya. Saatnya untuk bergerak maju, namun, keamanan di ring untuk pertandingan sepak bola, menggunakan warga sipil (petugas),” kata Akmal.
Ia melanjutkan, polisi hanya bertugas saat situasi menjadi sangat berbahaya. Ia mencontohkan dalam sepakbola Inggris menggunakan jasa seorang steward. Petugas tidak dilengkapi senjata.
Selama pertandingan, Steward menghadapi tribun. Ketika ada sesuatu yang mencurigakan mereka bertindak dengan tangan kosong. Termasuk melindungi suporter yang masuk ke lapangan.
“Penonton ditangkap, tidak dibekukan, lalu dibawa keluar lapangan,” kata Akmal.
Selanjutnya tentang penggemar. Semua akan diatur lebih detail. Bagaimana orang yang datang ke stadion tidak diperbolehkan membawa senjata tajam, benda keras, korek api, rokok, tidak dalam pengaruh alkohol, dan tidak diperbolehkan menyanyikan lagu-lagu rasis.
Akmal menegaskan jika semua pihak menyepakati hal ini, sepak bola Indonesia akan lebih baik ke depan. Itulah poin-poin rekomendasi TGIPF.
“Rekomendasi ini bersifat individu, misalnya tim pencari fakta kami merekomendasikan ke polisi, rekomendasi ke PSSI, rekomendasi ke klub, ke suporter, sehingga kemudian menjadi satu kesatuan yang bisa diimplementasikan,” kata koordinator Save Our Soccer. .
Presiden Joko Widodo menginstruksikan untuk menghentikan liga Indonesia sampai semua elemen siap untuk memulai babak baru. Semua harus sesuai dengan standar yang ditetapkan. Baik itu kelayakan stadion, prosedur keamanan, maupun sikap suporter.
Ia kembali mencontohkan apa yang terjadi di Inggris. Setelah tragedi Hillsborough pada tahun 1989, Queen Elisabeth’s Land membuat revolusi sepakbola. Pemerintah, DPR, dan FA membuat regulasi yang disebut Football Spectators Act.
Aturan itu juga mengatur soal suporter dan kelayakan stadion. Individu yang melanggar kartu anggota pendukung akan dicabut. Individu tidak diperbolehkan untuk menonton langsung dari stadion, seumur hidup.
“Dari situ Inggris dengan aturan barunya menjadi negara pertama yang menggelar pertandingan sepak bola tanpa hambatan,” kata Akmal.
Ia kembali menegaskan bahwa fokus TGIPF bukan hanya untuk menghukum mereka yang bersalah dalam tragedi Kanjuruhan. Tapi bagaimana merekomendasikan untuk perbaikan sistem. Sehingga muncul lembaran baru peradaban sepak bola nasional.