JOMBANG – Klub anggota Askab PSSI Jombang ini semakin kehilangan kepercayaan. Ini setelah kompetisi internal yang dijanjikan tidak dilaksanakan. Tahun ini, hanya usia dini yang bermain. Sedangkan kompetisi internal level B dan A tidak jelas.
”Biasa saja, wacana dan wacana, Askab PSSI Jombang sering dilakukan,” kata Agus Widodo Trihariyanto, pembina SSB Bintang Taruna Perak, kemarin.
Menurutnya, Askab PSSI Jombang banyak membahas kompetisi internal. Hanya saja, selalu gagal karena terbentur dana. Tahun ini misalnya, kompetisi internal yang berlangsung hanya untuk tahap awal persiapan Piala Soeratin.
”Jombang harus belajar dari Kabupaten Kediri,” jelasnya. Pembinaan sepakbola di Kabupaten Kediri cukup baik. Untuk pembinaan PAUD, Kabupaten Kediri baru-baru ini juga mengadakan lomba antar SD. ”Ini menunjukkan ada perhatian dari pemerintah. Saya berharap di Jombang ada perhatian penuh,” ujarnya.
Sementara itu, Sekretaris PSSI Jombang, Sutyo Praftomo mengatakan, kompetisi Copa yang direncanakan Askab digelar pada Oktober-November belum terlaksana. Sekali lagi, dana adalah alasannya. ”Copa tidak dimainkan,” katanya.
Sementara itu, Aping Eko Nurdianto, pendiri AB Perkasa Ngoro mengatakan, kompetisi internal terakhir yang diadakan untuk senior adalah level B pada tahun 2019. Sedangkan level A terakhir diadakan pada tahun 2018. Setelah itu, hingga saat ini kompetisi internal senior belum dimainkan lagi. . “Tahun 2019, kita tidak tahu kendala apa yang menyebabkan Level A tidak diadakan. Antara 2020-2021 tidak diadakan karena Covid-19. Tahun ini belum ada informasi lagi,” jelasnya.
Ia berharap kompetisi internal kembali dimainkan baik untuk level A maupun level B. ”Tapi tidak menggunakan pemain senior lagi, seniornya mau kemana,” ujarnya. Kompetisi internal dapat diadakan dengan batasan usia pemain. Seperti U-21, atau U-17 hingga U-20.
”Sebagai lanjutan dari kompetisi Soeratin U-15 yang sudah rutin digelar, kita bisa mencontoh pelaksanaan kompetisi internal di kabupaten lain yang tidak lagi berformat pemain senior. Jadi unsur pembangunan diprioritaskan,” jelasnya.
Dari kompetisi internal, pemain U-15 bisa dijadikan bank data, dibentuk PSID junior. Sampai dia siap dan matang secara teknis, dia bisa bersaing di Liga 3. (wen/jif/riz)
Reporter: Wenny Rosalina