Tampaknya kuburan ratusan pendukung belum kering
meninggal dunia akibat tragedi stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa
Timur itu.
Bahkan sehari sebelumnya, Andi Setiawan (33), salah satu dari ratusan
korban yang telah menjalani perawatan selama lebih dari 2 minggu di
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar, Malang, dinyatakan meninggal
Selasa (18/10/2022).
Andi mengikuti rekan-rekannya yang berusaha membebaskan diri
dari percobaan ‘kematian massal’ yang disebabkan oleh keracunan gas air mata yang
diledakkan oleh polisi tak lama setelah akhir pertandingan derby
antara Arema FC vs Persebaya dengan skor akhir 2-3.
Aremania yang sedih karena berbagi kekalahan
pertandingan itu, mencoba memasuki halaman stadion hanya demi
memberikan ekspresi kesedihan mereka kepada pemain yang mereka banggakan
Arema FC.
Baca juga:DFSK Gelora E Jadi Ambulans Bertenaga Listrik Pertama di Indonesia
![Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter memasuki lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema dan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2022/10/03/1-aparat-keamanan-menembakkan-gas-air-mata-untuk-menghalau-suporter-yang-masuk-lapangan-usai-pertandingan-sepak-bola-bri-liga-1-antara-arema-melawan-persebaya-di-stadion-kanjuruhan-malang-sabtu-1102022-antara-fotoari-bowo-suciptotom.jpg)
Namun, ternyata upaya Aremania itu dianggap sebagai pemicu
kerusuhan di stadion Kanjuruhan. Sekelompok petugas
Aparat keamanan segera mengambil tindakan untuk menghalau massa sampai mereka
menyebabkan ledakan puluhan peluru gas air mata ke arah tribun
penonton.
Dalam peristiwa mengerikan itu, 133 pendukung termasuk Andi Setiawan
(33) dan dari berbagai kalangan yang bahkan menyatakan anak-anak
meninggal karena ketidakberdayaan mereka mencoba membebaskan diri dari
seruan ribuan penonton yang panik dan saling terinjak-injak dari serangan asap
gas air mata polisi yang menyedihkan.
Hari ini, Rabu (19/10/2022) dalam unggahan di platform sosial
Media Twitter dengan akun bernama @PSSI, publik dihebohkan dengan
sekelompok petinggi sepak bola dunia dan nasional yang asyik bermain sepak bola tanpa bermain
penonton di tribun.
Salah satunya adalah sosok yang dikenal dunia karena
jabatannya sebagai Presiden Federasi Sepak Bola Dunia FIFA, Gianni
Infantino. Sosok familiar berikutnya adalah orang yang mendapatkan kekuatan
selaku Ketua Umum PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule. Sementara
yang lain adalah orang-orang yang menganggap diri mereka sebagai pemegang
minat dan pengaruhnya terhadap sepak bola tanah air.
Mereka tampaknya bersenang-senang di rumput hijau, rumput
mirip dengan sepetak rumput yang baru saja meninggalkan trauma, luka dan
duka yang mendalam dari sebuah peristiwa yang disebut Tragedi Kanjuruhan.
Baca juga:Lagi Inisial R, Hard Gumay Mengatakan Akan Ada 2 Selebriti Kecurangan dan Video Seru Menyebar
![Tangkapan layar Ketua PSSI Mochamad Iriawan dan Presiden FIFA Gianni Infantino saat pertandingan persahabatan di Stadion Intermediate Gelora Bung Karno, Jakarta, Selasa (1810-2022). [Twitter/@PSSI]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2022/10/19/1-tangkapan-layar-ketum-pssi-mochamad-iriawan-dan-presiden-fifa-gianni-infantino-saat-bertanding-pada-laga-persahabatan-di-stadion-madya-gelora-bung-karno-jakarta-selasa-18102022.jpeg)
Tanpa mereka sadari, tindakan mereka seperti merayakan sesuatu. Seperti diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada Jumat
(7/10/2022), mengumumkan PSSI dalam posisi aman karena
tidak menerima sanksi dari FIFA akibat peristiwa Tragedi
Kanjuruhan yang menewaskan 133 suporter Aremania.
Unggah beberapa foto visual di akun Twitter @PSSI dengan caption
‘Potret Presiden FIFA Gianni Infantino dan timnya bermain sepak bola
bola dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan di Stadion Madya.
The #KitaGaruda’ kemudian menerima ribuan kritik dari masyarakat, yang
bahkan menjadi topik terpanas (trending topic). Netizen
marah dan geram kepada Presiden FIFA dan PSSI.
Bagaimana tidak, air mata dan suasana haru dan getir dari
keluarga dan kerabat korban tragedi Kanjuruhan belum mengering. Siapa
dalang, pelaku dan orang yang bertanggung jawab atas peristiwa kelam itu
belum menunjukkan titik terang. Sekarang mereka harus menghadapi
kenyataan yang menyedihkan.
“Mana hati nuranimu?,” tulis salah satu netizen dengan akun
@bud******ke
“Liga berhenti untuk menghormati para korban tragedi Kanjuruhan, tapi
ketum p$$i malah ngajak main bola seru,” ujar akun bernama
@Maz******adi
“Senang atas tragedi Kanjuruhan, kacau balau,” kata akun @Dod******an
“Tidak malu. Tidak ada otak. Tidak ada hati. Tidak ada hati nurani. Malu
padamu! Dan kamu juga, @FIFAcom!!!” tulis akun @sir******if
“1 Oktober sebuah tragedi merenggut ratusan nyawa. 18 hari kemudian
federasi mengadakan acara sepak bola yang menyenangkan. Sepak bola menyenangkan yang sama sekali tidak menyenangkan
sekali.” kata akun @And******he
“Potret kurang empati. Dengan bertambahnya jumlah pendukung,
Faktanya, apa yang dilakukan federasi adalah untuk bersenang-senang.
Malu,” kata akun @eme******tho
“Kamu tersenyum di sana, kami menangis di Malang.
Dasar bajingan!!!,” tulis akun @tid******ua
“Saya setuju sekali, omg, lebih baik bermain sepak bola yang menyenangkan daripada bermain sepak bola yang menyenangkan
memecahkan tragedi kanjuruhan? kenapa ada empati? untuk
skornya 133-0, hati nurani,” kata akun @who****fi
Hingga artikel ini diterbitkan, unggahan terkait foto Presiden
FIFA dan Ketua Umum PSSI serta pemangku kepentingan sepakbola Indonesia
bermain ‘Fun Football’ di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno,
Senayan Jakarta mendapat perhatian dari publik di Twitter yaitu 4.474″
retweet dengan 4.633 komentar.
![Superter Aremania Cahayu Nur Dewata, satu dari ratusan korban tragedi Kanjuruhan yang mengalami mata merah akibat terkena gas air mata dari polisi. [ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/wsj]](https://media.suara.com/suara-partners/serang/thumbs/1200x675/2022/10/12/1-superter-aremania-cahayu-nur-dewata-jadi-korban-tragedi-kanjuruhan-matanya-memerah-mata-merah.jpg)
Sebelumnya diketahui, Presiden FIFA Gianni Infantino sendiri datang
berkunjung ke Indonesia untuk membahas Tragedi Kanjuruhan
dan beberapa hal penting lainnya. Infantino dan stafnya kemudian
mengunjungi kantor PSSI setelah pertemuan sebelumnya di hari yang sama
dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta.
Sedangkan di hari yang sama, Selasa (18/10/2022), tim
Penyidik Polda Jatim menjadwalkan pemeriksaan Ketua Umum
PSSI, Mochamad Iriawan alias Iwan Bule dan Wakil Ketua Umum PSSI Iwan
Budianto sebagai saksi tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.
Iwan Bule dan Iwan Budianto seharusnya diperiksa di Polda Jatim, Selasa
(18/10), namun PSSI mengirimkan surat permohonan penundaan ujian
ditandatangani oleh Sekjen PSSI Yunus Nusi.
“Rencananya penyidik akan memeriksa ketua PSSI dan wakil ketua. Namun
Jadi, ada surat permohonan penundaan pemeriksaan dari Sekjen PSSI,”
kata Dirmanto seperti dikutip dari ANTARA di Surabaya, Selasa
(18/10/2022).