JAKARTA – Indonesia resmi memegang mandat sebagai Presidensi G20 2022 untuk pertama kalinya. Sejak ditetapkan, Indonesia segera mempercepat persiapan KTT G20 ke-21 yang akan digelar di Nusa Dua Bali pada 15-16 November mendatang.
Menurut Hendri Saparini, SE, M.Phil yang merupakan Founder dan Economist CORE Indonesia. Peluang Indonesia menjadi tuan rumah Kepresidenan G20 merupakan peluang besar bagi kemajuan ekonomi Indonesia, bahkan dapat memberikan pengaruh positif bagi sektor lainnya.
“Ada peluang bagi Indonesia untuk memperkenalkan tidak hanya ekonomi dan kemajuan Indonesia, tetapi juga pandangan Indonesia terhadap ketidakpastian ekonomi dunia dalam memasuki fase pemulihan,” kata Hendri.
Tidak hanya mendorong negara-negara G20 untuk memiliki kesamaan pemahaman dalam pemulihan ekonomi, Hendri menambahkan, acara ini harus mendorong negara-negara maju untuk memberikan keleluasaan bagi setiap negara untuk memilih kebijakan terbaik, baik secara global maupun untuk kepentingan domestik.
“Misalnya, kesepakatan untuk memasuki ekonomi dunia yang lebih hijau tidak berarti harus menyepakati kebijakan, peta jalan, atau pilihan teknologi. Karena setiap negara G20 memiliki struktur ekonomi, sosial, politik, dan sebagainya yang berbeda-beda,” kata Hendri.
Oleh karena itu, kata Hendri, mendorong pemahaman negara-negara di KTT G20 adalah salah satu hal yang paling penting.
Ia juga berharap implementasi yang telah dilakukan pemerintah pada tahun lalu dapat berjalan dengan lancar dan dapat menutup amanat sebagai Presidensi G20 dengan memberikan kesan positif sebagai tuan rumah KTT G20 ke-21.
“Selain itu juga mampu mempromosikan potensi ekonomi industri dan perdagangan di Indonesia, sehingga negara-negara maju mau berinvestasi di Indonesia,” harapnya.
Hendri juga berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk melihat sisi positif dari penyelenggaraan KTT G20. Masyarakat dapat menyumbangkan pemikiran dan dukungannya, dan yang terpenting memberikan masukan kepada pemerintah.
“Karena pada dasarnya pekerjaan rumah yang tersisa dari pertemuan itu jauh lebih penting agar Indonesia mendapat manfaat yang lebih besar dan jangka panjang untuk kemajuan yang lebih inklusif,” pungkas Hendri.
Hal senada juga disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ia meyakini forum G20 yang akan digelar nanti bisa membawa harapan sekaligus navigasi saat terjadi krisis.
“Kami percaya G20 bisa menjadi sinyal harapan yang sangat positif, terutama saat krisis. Keyakinan itu berdasarkan fakta sejarah ketika G20 mampu mengatasi krisis keuangan global,” kata Sri Mulyani.
Ia juga menyampaikan bahwa sebagai tuan rumah, Indonesia akan terus berupaya untuk terus menularkan semangat kerjasama, kolaborasi, dan mufakat yang saling menguntungkan. “Hal ini kami lakukan dalam rangka mencari solusi untuk mengatasi isu-isu global dalam konteks semangat multilateral,” ujarnya.