TEMPO.CO, Tangerang – Mahasiswa Program Studi Sistem Informasi Universitas Pelita Harapan (UPH) Kampus Medan, Kenrick Tandrian dan Kenji Marwies berkolaborasi dengan mahasiswa dari kampus lain untuk membuat aplikasi kampanye lingkungan pertama di Indonesia. Kolaborasi dijalin di Bangkit Academy 2022, program Kampus Merdeka–Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi bekerja sama dengan Google, GoTo, Traveloka.
EcoSense, nama aplikasi, adalah hasil dari proyek akhir berbasis produk (proyek batu penjuru berbasis produk) yang dilakukan atas kerjasama Kenrick dan Kenji dengan Darren Ngoh (UI), Mirsa Salsabila (UI), Deddy Romnan Rumapea (UNJA), dan Rivano Ardiyan Taufiq Kurniawan (UPNVY). Mereka mendesainnya sebagai socio-startup (startup yang bergerak di bidang sosial) yang fokus memberikan insentif untuk kampanye lingkungan dengan tagline “Selamatkan Bumi, Selamatkan Nyawa!”.
Baca juga: 13 Ribu Profesional Ikut Program Praktisi Mengajar Kemendikbud Tahun 2022
“Kami berharap EcoSense dapat menjadi wadah bagi masyarakat untuk bersama-sama melindungi Bumi dengan melakukan hal-hal kecil yang positif yang dapat dilakukan semua orang, dan pada akhirnya meningkatkan kualitas hidup kita bersama,” kata Kenrick dalam keterangan tertulis yang dibagikan UPH, Senin 10 Oktober 2022.
Kenrick mengungkapkan, berdasarkan penelitian, lebih dari 95 persen aktivitas manusia selama 50 tahun terakhir telah meningkatkan suhu planet Bumi. Jika tidak ada tindakan korektif suhu, tambahnya, suhu akan naik 11 derajat lagi. Menurut mahasiswa angkatan 2019 ini, latar belakang tersebut mendasari pembuatan aplikasi mobile dan web EcoSense.
“EcoSense hadir untuk menjembatani para aktivis lingkungan dengan masyarakat dalam meningkatkan kesadaran tentang masalah kesehatan lingkungan dan membantu mereka dalam mengadopsi gaya hidup hijau,” katanya.
EcoSense menawarkan dua fitur utama, yaitu kampanye lingkungan gamified dan deteksi penyakit tanaman. ‘Kampanye Lingkungan Gamified’ adalah fitur di mana pengguna dapat berpartisipasi dalam kampanye lingkungan, kemudian mendapatkan poin pengalaman dalam bentuk EcoPoints setelah menyelesaikan kampanye.
Nantinya, pengguna bisa mengumpulkan EcoPoints dan menukarnya dengan berbagai reward menarik, seperti voucher belanja, saldo elektronik, atau bisa juga berdonasi.
‘Deteksi Penyakit Tanaman’ adalah fitur untuk mendapatkan informasi tentang jenis penyakit, cara mengobati dan mencegahnya hanya dengan mengambil foto daun tanaman. Pengguna juga dapat menyimpan hasil deteksi dan meninjaunya nanti. Hasilnya adalah nama penyakitnya, persentase kepercayaangejala, pengobatan, dan pencegahan.
Nantinya, EcoSense akan mengubah prototipe aplikasi menjadi produk yang siap diperkenalkan kepada pengguna atau publik. Prosesnya di bawah bimbingan Lab Inkubasi dan Kewirausahaan di 15 Kampus Mitra Bangkit.
Bagi Kenrick dan Kenji, keterlibatan mereka dalam mengembangkan EcoSense tidak lepas dari pendidikan yang mereka terima selama di UPH. Menurut Kenji, mahasiswa UPH sudah terbiasa mengasah kemampuan dan kreativitasnya untuk mengembangkan ide bisnis yang inovatif.
Ia mengungkapkan, EcoSense melalui serangkaian proses seleksi, termasuk peer review dan sesi penjurian. Sebelum lulus, ia menjadi salah satu dari 15 Proyek Capstone Berbasis Produk Teratas dari 433 proyek yang bersaing.
Google meluncurkan Bangkit edisi baru, program pengembangan karir yang dirancang bekerja sama dengan Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka.
EcoSense juga berkesempatan mendapatkan mentor industri dan dana inkubasi sebesar Rp 140 juta dari Google dan Direktorat Riset Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), serta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ditjen Diktiristek) di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset dan Teknologi.
Okky Putra Barus, pembimbing dan Ketua Program Studi Sistem Informasi UPH Kampus Medan, mendukung penuh dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengikuti program Kampus Merdeka Belajar-Merdeka (MBKM). Selain itu, program studi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengangkat dan menyempurnakan karya atau proyek yang mereka hasilkan menjadi tugas akhir.
Selalu pembaruan informasi terbaru. Mendengarkan berita terkini dan berita terpilih dari Tempo.co di saluran Telegram “Pembaruan Tempo.co”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. kamu butuhInstall Aplikasi Telegram terlebih dahulu.