Tekno  

Komnas HAM Soal PSSI dan Fun Football FIFA: Hormati Korban Kanjuruhan

Jakarta, CNN Indonesia

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menjentikkan pola Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Mochamad Iriawan alias Iwan Bule yang melaksanakan kegiatan sepak bola yang menyenangkan bersama FIFA di Stadion Madya, Selasa (18/10) malam.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara mengingatkan, banyak masyarakat, terutama keluarga korban, masih berduka atas tragedi Kanjuruhan. Beka mengatakan, selain korban tewas, banyak korban luka masih dirawat di rumah sakit.

“Tadi malam ada sepak bola yang menyenangkan, Saya rasa saya masih berduka atas meninggalnya 133 korban, dan sisanya masih dirawat,” kata Beka di Kantor Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (19/20).

Beka juga meminta PSSI, FIFA dan semua pihak untuk menghormati para korban dan keluarganya.

“Mari kita sama, menghormati para korban, yang terluka dan yang meninggal, itu saja,” katanya.

Ketua Umum PSSI beserta jajaran pengurus dan pegawai PSSI bermain sepak bola bersama Infantino pada Selasa malam.

Momen tersebut diabadikan dalam sebuah foto yang kemudian diunggah dengan kalimat, ‘Potret Kemeriahan Presiden FIFA Gianni Infantino dan jajarannya bermain sepak bola bersama Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan di Stadion Madya’.

Netizen kemudian merespon negatif unggahan tersebut. Komentar negatif, bahkan kasar, menanggapi postingan tersebut.

Kemudian PSSI juga mengedit unggahan tersebut dan menghapus kata ‘kegembiraan’ sehingga menyisakan kalimat ‘Potret Presiden FIFA Gianni Infantino dan jajarannya saat bermain sepak bola dengan Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan di Stadion Madya’.

Meski kata ‘kegembiraan’ sudah dihilangkan, unggahan PSSI tetap mendapat komentar miring karena dianggap tidak punya empati atas tragedi Kanjuruhan.

Peristiwa tragis di Kanjuruhan terjadi pada 1 Oktober 2022, usai laga Arema FC melawan Persebaya. Dalam tragedi itu, 133 orang tewas dan ratusan lainnya luka-luka.

Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mengatakan gas air mata menjadi faktor utama korban tewas dan luka-luka dalam insiden di Kanjuruhan.

TGIPF mengatakan polisi menembakkan gas air mata dengan cara yang tidak terukur ke arah tribun. Akhirnya penonton panik, lari, dan berdesak-desakan menuju pintu keluar hingga terinjak-injak.

Polisi telah menetapkan enam tersangka dalam kasus ini.

(yla/tsa)

[Gambas:Video CNN]


Leave a Reply

Your email address will not be published.