Lebih dari 10 dokter dari Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang diperiksa penyidik Polda Jatim terkait Tragedi Kanjuruhan. Mereka terdiri dari dokter ICU, ahli bedah saraf, ahli bedah mata dan lain-lain.
Wakil Direktur (Wadir) RSSA Malang, Dr Syaifullah Asmiragani mengatakan, sejumlah dokter ahli lainnya diperiksa penyidik dari Polda Jatim, Jumat pekan lalu. Pemeriksaan dilakukan di RSSA Malang, dimana tim investigasi datang langsung dari Surabaya.
“Ada lebih dari 10 orang (diinterogasi) dari ICU, bedah saraf, operasi mata. Mereka mengambil informasi, termasuk saya, mereka juga mengambil informasi,” kata Syaifullah kepada wartawan, Rabu (2/11/2022).
Diakuinya, saat menerima panggilan ke Polda Jatim, banyak dokter yang diperiksa. Jika dokter datang, berdampak pada pelayanan kepada masyarakat atau pasien.
“Saat kami mendapat panggilan ke Polda, tapi karena banyak dokter yang dipanggil, dan ini mengganggu pelayanan. Makanya orang (penyidik) datang sendiri ke Malang, untuk memeriksa kami sampai jam setengah 11 malam,” jelas Syaifullah.
Syaifullah mengaku juga dimintai keterangan. Selain itu, sejumlah dokter ahli lainnya diperiksa penyidik Polda Jatim pada Jumat (25/10) pekan lalu.
Untuk bahan pemeriksaan, Syaifullah hanya membeberkan tentang kondisi pasien yang menjadi korban tragedi Kanjuruhan. Selain itu, mereka ditanya tentang korban yang meninggal dan mereka yang dirawat.
“Termasuk korban yang dirawat di sini (RSSA) yang semakin membaik, mereka semua ditanya, apa penyebabnya? Kenapa? Bagaimana penanganannya, pada hari Jumat kami dimintai keterangan, jadi tidak ada tekanan sama sekali, ” dia berkata.
Syaifullah memastikan pihaknya akan selalu siap jika nantinya diperlukan hadir dalam proses persidangan sebagai saksi ahli. Untuk menjelaskan kondisi para korban tragedi Kanjuruhan.
“Ya nanti kami akan berangkat, kami akan memenuhi panggilan untuk memberikan kesaksian kami terhadap kasus yang kami tangani, sekali lagi tidak ada tekanan,” katanya.
Sebelumnya, sejumlah dokter di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang diperiksa penyidik Polda Jatim terkait Tragedi Kanjuruhan. Mereka mengaku tidak merasa tertekan selama pemeriksaan.
Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) mengatakan RSSA tidak terbuka terkait penyebab kematian korban. Namun, tudingan itu dibantah pihak rumah sakit.
“Begini, saya kira mungkin ada kesalahpahaman, kami akan menyampaikan apa adanya, kami sudah diperiksa polisi, sudah di BAP, tidak ada tekanan,” kata Syaifullah.
Tonton video”2 Jenazah Korban Kanjuruhan Akan Diotopsi Minggu Depan“
[Gambas:Video 20detik]
(mua/gemuk)