JawaPos.com-Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali pada hari Jumat mengunjungi Istana Kepresidenan Jakarta untuk melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait deklarasi bersama empat pendukung utama yang menghadiri rapat koordinasi untuk meningkatkan prosedur keamanan penyelenggaraan sepakbola Indonesia.
Menurut Menpora, dalam rapat yang digelar di Kantor Kemenpora, Kamis (6/10) kemarin, hadir perwakilan suporter empat klub besar berbasis massa, yakni Arema FC (Aremania), Persebaya Surabaya ( Bonek), Persib Bandung (Bobotoh), dan Persija Jakarta (The Jack).
“Kemarin saya undang mereka dan mereka bilang kita akan menghentikan kejadian seperti kemarin,” kata Amali kepada media usai rapat di Istana Kepresidenan Jakarta.
Deklarasi tersebut, lanjut Menpora, juga mencakup penghentian narasi provokatif yang sering ditampilkan melalui spanduk di stadion dan unggahan kelompok suporter di media sosial.
“’Benar biasanya (ada) narasi yang memprovokasi orang untuk menyerang satu sama lain, kami akan menghentikannya. Kalau ada yang masih bandel juga akan diatur, tentu itu kewenangan PSSI ya,” ujarnya.
Komitmen serupa juga disuarakan oleh 18 klub Liga 1 Indonesia yang juga diundang Menpora untuk menghadiri rapat koordinasi. “Semua klub Liga 1 berkomitmen untuk mencegah Tragedi Kanjuruhan terjadi lagi,” kata Amali.
Sebelumnya, Menpora pada Kamis (6/10) memimpin rapat koordinasi terkait evaluasi dan peningkatan prosedur pengamanan penyelenggaraan sepak bola di Indonesia. Rapat koordinasi tersebut dihadiri oleh Wakil Komandan Korps Brimob Irjen Pol Setyo Boedi Moepun Harso, perwakilan Kementerian Kesehatan, perwakilan Kementerian Dalam Negeri, perwakilan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, PSSI, PT Liga Indonesia Baru, manajer klub Liga 1, komite eksekutif masing-masing. -setiap klub Liga 1, serta perwakilan dari empat kelompok pendukung.
Menteri Pemuda dan Olahraga menjelaskan, rapat koordinasi ini digelar sebagai tindak lanjut arahan Presiden Jokowi dan keputusan rapat koordinasi sebelumnya di Kementerian Politik, Hukum, dan Keamanan.
Menpora mendapat arahan dari Presiden Jokowi menyusul Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari seratus orang usai pertandingan Liga 1 Arema kontra Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) pekan lalu.
Kejadian tersebut berawal dari kekalahan 2-3 yang dialami Arema dan usai pertandingan sejumlah suporter tuan rumah masuk ke lapangan, yang ditanggapi keras oleh aparat keamanan dengan menembakkan gas air mata ke tribun penonton Stadion Kanjuruhan.
Data Tim Dokumentasi Kepolisian (Dokpol) Polri mencatat, Tragedi Kanjuruhan merenggut sedikitnya 125 nyawa, sedangkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyebutkan ada enam korban jiwa lainnya yang tidak terdata oleh Dokpol karena Jenazah sudah dibawa oleh keluarga dan kerabat.
Presiden Jokowi membentuk Tim Independen Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan yang diketuai Menko Polhukam Mahfud MD dan didampingi Menpora sebagai wakil ketua. Tim yang beranggotakan 13 orang itu diminta Presiden Jokowi mengusut Tragedi Kanjuruhan dengan tenggat waktu kurang dari satu bulan sejak pembentukannya.
Redaktur : Dinarsa Kurniawan