Alih-alih membebani warga, program Analog Switch Off (ASO) atau migrasi siaran televisi analog ke digital akan memberikan sejumlah subsidi dan manfaat.
“Dipastikan migrasi siaran televisi analog ke digital tidak membebani masyarakat dan justru menguntungkan,” kata Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Sekretariat Kabinet (Setkab), di lokasi resmi.
Menurut keterangan Setkab yang berkantor di kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, warga yang memiliki televisi analog hanya perlu menambahkan penerima siaran digital berupa decoder box Set Top Box (STB) untuk menangkap sinyal digital.
“Bagi rumah tangga miskin yang masih menggunakan televisi analog, seperti televisi tabung, bantuan STB akan diberikan secara gratis oleh operator multiplexing dan pemerintah,” kata Setkab.
“Selain itu, bagi masyarakat yang mampu secara ekonomi, STB tentunya akan mudah didapatkan dengan harga yang tidak memberatkan.”
Sekretariat Kabinet juga menyebutkan bahwa siaran televisi digital memiliki resolusi gambar dan suara yang lebih stabil sehingga kualitas penerimaan terhadap pemirsa akan lebih baik.
“Teknologi penyiaran televisi berbasis digital menjanjikan tampilan gambar yang lebih bersih dan suara yang lebih jernih. Dari kualitas siaran tidak lagi grainy, ghostly, atau blurry serta tidak rentan cuaca buruk.”
Sebelumnya, survei AC Nielsen di 11 kota pada September lalu mengungkapkan bahwa masyarakat kelas menengah ke bawah dominan yang belum siap dengan ASO.
Secara rinci, 54,4 persen kelas atas menyatakan siap untuk menyiarkan migrasi; 43,5 persen kelas menengah sudah siap, dan hanya 2,1 persen masyarakat berpenghasilan rendah yang mengaku siap dengan ASO.
Khusus di Jakarta, hanya 1,1 persen kelas ekonomi bawah yang menyatakan siap untuk migrasi penuh ke TV digital. Sedangkan kesiapan kelas menengah dan atas masing-masing mencapai 44,2 persen dan 54,6 persen.
Migrasi siaran televisi analog ke digital sendiri merupakan komitmen semua negara, termasuk Indonesia yang tergabung dalam International Telecommunication Union (ITU).
Pada pertemuan Frequency Assignment Plants Jenewa 2006 disepakati bahwa 17 Juni 2015 adalah batas waktu bagi negara-negara di dunia untuk bermigrasi dari penyiaran analog ke digital.
Sebagian besar anggota ITU telah melakukan migrasi ini, seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, China, Brunei Darussalam, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan Myanmar.
Indonesia sendiri secara resmi telah melakukan persiapan migrasi melalui siaran simulcast (bersamaan menyiarkan siaran televisi analog dan digital) sejak tahun 2019.
Secara terpisah, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menjelaskan bahwa multiplexing organizer (MUX) yang merupakan grup televisi swasta telah berkomitmen untuk memberikan sosialisasi secara masif untuk mempersiapkan ekosistem agar implementasi ASO berjalan dengan baik.
“Agar masyarakat mengecek TV-nya, jika tidak memenuhi syarat digital harus segera memasang STB (set top box). Kami juga meminta kepada penyelenggara MUX agar STB yang dibagikan bisa langsung didistribusikan dan dipasang di TV publik. ,” dia berkata.
Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, pihaknya telah menyiapkan satu juta STB gratis.
“Saat ini pemerintah telah menyiapkan 1 juta unit STB,” ujarnya kepada wartawan di sela-sela acara Digital Economy Working Group (DEWG) di Nusa Dua Bali, Selasa (30/8).
Harga STB di pasaran dan di pasaran berkisar antara Rp. 150-Rp. 300 ribu. Jika diakumulasikan, satu juta unit STB yang didistribusikan pemerintah menelan biaya sekitar Rp 1,5 miliar.
Direktur Penyiaran Kominfo Geryantika Kurnia mengatakan, penyaluran STB gratis bagi masyarakat miskin secara nasional hingga September mencapai 35 persen.
“Total STB yang telah didistribusikan ke seluruh Indonesia sekitar 30 persen hingga 35 persen secara nasional,” ujarnya, di kantornya, Jumat (23/9).
(tim/arh)
[Gambas:Video CNN]