TIMESINDONESIA, PROBOLINGGO – Pemerintah akan membantu para korban tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, berupa bantuan kepada orang tua korban meninggal dan korban trauma. Demikian disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan atau Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhajir Effendi.
Pernyataan Muhajir Effendi itu disampaikan saat mengunjungi kediaman orang tua almarhum Yanwar Dwi Bramastyo (15), salah satu korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang, di Jalan KH Hasan Genggong, Desa Sukoharjo, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, Timur Jawa, Minggu (9/10/2022). ) sore. Kedatangan Muhajir juga disambut baik oleh Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin.
Muhajir mengatakan, saat ini tim yang terdiri dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kementerian Sosial (Kemensos) dan perguruan tinggi telah dikerahkan. “Ya kami ikut. Keluarga korban yang meninggal dan para penyintas serta penonton trauma dengan kejadian itu,” kata Muhajir Effendi.
Pemerintah, lanjutnya, telah membentuk tim trauma healing yang akan membantu para korban. Termasuk pendampingan bagi mereka yang mengalami trauma healing hingga sembuh.
Kedatangan Muhajir Effendi disambut Walikota Probolinggo, Habib Hadi Zainal Abidin (kanan). (FOTO: Agus Purwoko/TIMES Indonesia)
Ini akan memberikan pelayanan yang maksimal kepada keluarga almarhum dan para penyintas. Sehingga dampak negatif yang ditimbulkan dari tragedi Kanjuruhan dapat diminimalisir semaksimal mungkin.
“Nanti kita cek semuanya. Sehingga kita tahu progres pelayanan trauma healing yang kita lakukan,” ujarnya.
Sebelum meninggalkan rumah duka, Muhajir Effendi menegaskan pemerintah akan membantu perekonomian keluarga yang ditinggalkan. Tak hanya itu, para penyintas yang tidak mampu secara ekonomi juga akan terbantu. “Bantuan bisa melalui PKH yang sudah menikah atau BLT. Dana Desa dan Dana Desa bisa digunakan untuk meringankan beban mereka,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, kata Muhajir, dari 131 orang yang meninggal dan yang selamat 70 orang masih di bawah umur. Yakni, berusia antara 11 hingga 20 tahun, bahkan salah satu korbannya adalah seorang anak yang masih berusia 4 tahun. “Mungkin beberapa korban adalah pencari nafkah keluarga. Itu harus dibantu. Biar keluarganya tidak menjadi orang miskin baru,” imbuhnya.
Muhajir berharap kejadian serupa tidak terulang lagi, baik di stadion Kanjuruhan maupun di tempat lain. Oleh karena itu, ia menghimbau kepada para pendukung sepak bola untuk selalu waspada dan berhati-hati saat menonton sepak bola.
Begitu juga dengan petugas keamanan agar lebih berhati-hati. Sementara itu, pengelola stadion dan panitia penyelenggara harus memperhatikan kapasitas lapangan, jadwal dan jam penyelenggaraan pertandingan.
Disarankan agar kompetisi diadakan pada sore hari, bukan pada malam hari. “Ya, untuk mengurangi risiko yang terjadi. Tidak ada yang bisa memprediksi suatu peristiwa. Ini sebagai upaya agar kejadian seperti di Kanjuruhan tidak terjadi,” jelasnya.
Tak hanya korban yang berdomisili di Kota Probolinggo. Muhajir juga mengunjungi keluarga korban di Kabupaten Probolinggo. Diketahui, di wilayah Kabupaten Probolinggo, ada 3 warga yang meninggal dunia akibat tragedi Kanjuruhan. “Ya, kami baru saja datang dari sana. Ini sekitar. Kami dibantu Kemensos untuk keluarga korban. Bagi hasil,” katanya.
Sementara itu, Ede Joko Hariyanto, orang tua korban Yanwar Dwi Bramastyo – akrab disapa Tyo – mengucapkan terima kasih atas kedatangan Menteri Muhajir Effendi. “Kedatangan menteri merupakan dukungan bagi kami. Terima kasih sudah datang,” ujarnya singkat.
Selain mengunjungi keluarga korban tragedi stadion Kanjuruhan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendi juga menghadiri kegiatan Pimpinan Daerah Muhammadiyah di Kabupaten Probolinggo, Kecamatan Paiton. Muhajir Effendi juga meresmikan sekolah di Kecamatan Paiton.
**)