Mutasi meningkatkan keragaman genetik yang merupakan modal awal dari proses seleksi dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan sifat-sifat yang kita inginkan
Jakarta (ANTARA) – Badan Riset Tenaga Nuklir (ORTN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan varietas sorgum dengan teknik mutasi untuk menghasilkan benih unggul yang diminati masyarakat untuk dikonsumsi.
“Mutasi meningkatkan keragaman genetik, yang merupakan modal awal untuk proses seleksi dalam pemuliaan tanaman untuk menghasilkan sifat yang kita inginkan,” kata peneliti ahli utama Pusat Penelitian Teknologi Proses Radiasi (PRTPR) BRIN Soeranto Manusia dalam keterangan pers yang diterima oleh ANTARA di Jakarta, Rabu. .
Pemerintah Indonesia telah mencanangkan sorgum sebagai bahan pangan alternatif selain beras untuk mengatasi ancaman krisis pangan global. Namun ketersediaan benih unggul untuk menghasilkan biji sorgum yang disukai masyarakat seringkali menjadi kendala.
Benih sorgum yang saat ini sedang digalakkan pemerintah untuk dibudidayakan di seluruh nusantara, memiliki karakteristik genetik yang kurang disukai masyarakat untuk dikonsumsi, seperti tekstur kasar, warna, dan aroma yang kurang menarik. Untuk itu, teknologi nuklir diterapkan untuk menghasilkan benih dengan sifat yang lebih baik.
Soeranto mengatakan penelitian terkait penerapan iptek nuklir pada pertanian, termasuk sorgum, telah dilakukan di BRIN, termasuk peningkatan varietas atau genetika sorgum dengan menggunakan teknik mutasi.
Mutasi adalah perubahan genetik yang dapat terjadi secara alami atau disebabkan oleh mutagen. Mutagen nuklir yang banyak digunakan adalah sinar gamma yang umumnya berasal dari irradiator.
Ia memaparkan beberapa varietas sorgum yang telah diproduksi melalui teknologi nuklir dan dilepas ke publik, yaitu Pahat, Samurai 1, Samurai 2, dan banyak galur mutan harapan untuk bahan penelitian ke depan, antara lain sorgum benih, sorgum biomassa, dan sorgum manis.
Varietas mutan sorgum telah tersebar dan banyak ditanam dan dikembangkan oleh berbagai mitra. Selain itu, bibit penangkar untuk varietas sorgum juga tersedia di ORTN BRIN.
Ia mengatakan ada tiga jenis sorgum, yaitu sorgum biji, sorgum biomassa (hijauan) dan sorgum manis (manis). Biji sorgum merupakan sumber pangan global kelima setelah gandum, beras, jagung dan barley, dan diklasifikasikan sebagai pangan fungsional.
Sorgum biomassa bisa diolah menjadi pakan ternak ruminansia yang bisa disimpan lama, sedangkan sorgum manis bisa diolah menjadi sirup, gula (jaggery) atau diolah lebih lanjut untuk bioenergi, kata Soeranto Human.
Baca juga: BRIN: Kuasai Teknologi Produksi Sorgum Untuk Antisipasi Krisis Pangan
Baca juga: Para ahli bilang Indonesia bisa bebas impor gandum dan ganti dengan sorgum
Baca juga: ITS Gandeng Unhas-BRIN-Petrokimia Kembangkan Sorgum Unggul
Baca juga: Mentan Ajak Percepatan Ketahanan Pangan Nasional dengan Sorgum
Wartawan: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
HAK CIPTA © ANTARA 2022