“Kadang ada tempat belajar terbuka yang digunakan untuk pengungsi atau anak jalanan. Ide-ide seperti itu dapat digunakan sementara untuk memecahkan masalah belajar.”
Jakarta (ANTARA) – Pengamat Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta Asep Supena menyarankan sekolah memikirkan beberapa alternatif pembelajaran agar musim hujan tidak menghambat efektivitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
“Lebih penting bagi kita untuk fokus memikirkan alternatif pembelajaran agar kita tidak kehilangan momen untuk belajar. Guru, kepala sekolah, pemerintah atau siapa pun yang berkepentingan bisa memikirkan banyak alternatif,” katanya saat dihubungi di Jakarta, Minggu.
Alternatif pertama, lanjutnya, diaktifkan kembali pembelajaran elektronik atau pembelajaran jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi. Kemudian jika kondisi fisik sekolah tidak mampu menyelenggarakan KBM, pihak sekolah dapat mencari alternatif tempat yang cukup kondusif, seperti gedung serbaguna sebagai tempat sementara.
“Kadang ada tempat belajar terbuka yang digunakan untuk pengungsi atau anak jalanan. Ide-ide seperti itu bisa digunakan sementara untuk mengatasi masalah belajar,” ujarnya.
Asep juga berpesan agar Pemerintah mengorientasikan berbagai tempat serba guna seperti Balai RW, lapangan hingga taman sebagai alternatif jangka panjang untuk dijadikan tempat sosial, termasuk KBM. Selain itu, penyesuaian jam belajar mengajar juga dinilai menjadi alternatif yang cukup tepat mengingat sering turunnya hujan pada sore hari.
“Materi bisa dipadatkan, sehingga waktu pembelajaran bisa lebih singkat dan (kurang materi pembelajaran) bisa ditugaskan untuk belajar mandiri,” ujarnya.Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Hujan Deras di Sejumlah Provinsi
Baca Juga: Petugas Bantu Siswa Menyeberangi Sungai Cimanuk di Hari Pertama Sekolah
Lebih lanjut, Asep juga mengingatkan Kepala Sekolah dan jajarannya untuk memperhatikan dengan seksama kondisi bangunan dan wilayahnya masing-masing sebagai langkah mitigasi agar tidak ada korban jiwa akibat ambruknya gedung sekolah tersebut.
“Sehingga kondisi tersebut dapat kami laporkan secara dini dan dapat diantisipasi oleh Dinas Pendidikan sehingga kemungkinan terjadinya bencana yang lebih parah dapat diminimalisir,” ujarnya.
Sejumlah gedung sekolah ambruk akibat hujan deras yang melanda berbagai wilayah di Indonesia. Salah satunya gedung kelas di SDN Kramatmanik 2, Kecamatan Angsana, Pandeglang, Banten yang ambruk pada Jumat (7/10).
Kemudian tembok pagar di SDN 2 Patemon, Semarang, Jawa Tengah, sepanjang 10 meter dan tinggi sekitar 2 meter runtuh karena tidak kuat menahan debit air hujan. Demikian pula atap dan gedung sekolah SDN Gelang 7, Gelang, Kabupaten Jember, Jawa Timur ambruk pada Sabtu (8/10). Akibatnya, KBM harus dipindahkan ke tenda darurat yang didirikan oleh BPBD setempat.
Baca juga: Beberapa Sekolah di Karawang Tutup Siswa Karena Banjir
Baca juga: 19 gedung sekolah rusak berat akibat banjir di Lebak
Reporter: Kuntum Khaira Riswan
Redaktur: Muhammad Yusuf
HAK CIPTA © ANTARA 2022