Tekno  

Pasca Tragedi Kanjuruan, Valentino Jebret Menangis dan Mundur Sebagai Komentator Sepak Bola Liga 1 – BULIR.ID

Sumber Foto: Yuotube Deddy Courbuzier

Jakarta, BULIR.ID – Komentator sepak bola papan atas nasional, Valentino Simanjuntak atau lebih dikenal Valentino Jebret, mengundurkan diri sebagai komentator sepak bola liga 1 setelah tragedi di Stadion Kanjuruan, Malang, yang menewaskan 125 suporter.

Di Podcas Deddy Coubuzier, Valentino mengaku sangat terpukul dengan banyaknya korban yang meninggal, terutama anak-anak dan ibu-ibu. Dikatakannya, sebenarnya dalam beberapa musim terakhir iklim dan suasana semua stadion sepak bola di Indonesia sangat bersahabat dengan siapa saja, termasuk anak-anak dan perempuan.

Namun, kata Valentino, fakta itu justru dirusak oleh fakta baru tewasnya ratusan suporter di Stadion Kanjuran. Valentino bahkan mengakui kematian beberapa suporter, terutama anak-anak di Stadion Kanjuruan, adalah kesalahannya karena sering mengundang banyak orang, termasuk anak-anak dan perempuan, untuk datang menonton pertandingan sepak bola secara langsung.

“Bagian dari Kapan Saya drop itu, yang paling drop adalah When Saya dengar masih banyak anak di bawah umur dan ibu-ibu yang tidak bisa menyelamatkan diri,” kata Valentino kepada Deddy Coubuzier.

“Orang yang membuat Saya sangat sedih pak, Saya sering bicara bahwa sepak bola Indonesia lebih menyenangkan, Anda bisa bawa keluarga Anda untuk datang jangan takut lagi karena sekarang stadion jadi tempat yang ramah buat kamu rekreasi keluarga” dia melanjutkan.

Valentino mengatakan banyak orang datang ke Stadion karena komentarnya. Apalagi dia menggunakan bahasa dan nama panggilan yang menarik dan mudah dipahami, terutama oleh ibu dan anak.

“Apalagi komentar saya lebih banyak diterima ibu-ibu dan anak-anak. Kapan Saya seputar sepak bola sekolah, Saya ketemu anak di jalan kawan Saya katakan sekarang ibu Saya dapat menonton sepak bola karena jika Anda mendengarkan Anda Bicara soal rasanya enak dan enak didengar,” kata Valentino sambil menyeka air matanya.

“karena Saya beri nama panggilan untuk bahagia gtu, dan ketika mereka sudah merasa bahagia tetaplah menginginkan nyabo datang ke Stadion tetapi ternyata dalam satu saat terjadi tragedi seperti ini, kan Saya penuh dosa Saya sedang bicara bahwa stadion aman, itu, mari kita datang ke stadion seperti itutapi ternyata stadionnya seperti ini, ngeri sekali,” sambungnya.

Sebelumnya diketahui jumlah korban tewas akibat tragedi di Stadion Kanjuruan Malang sebanyak 125 orang. Korban berasal dari Kabupaten Malang sebanyak 69 korban; Kota Malang 29 korban; korban Kota Batu 1; Blitar 6 orang; dan Magetan 1 orang. Kemudian dari Gresik 1 orang; Pasuruan 5 orang; Probolinggo 3 orang; Trenggalek 1 orang; Tulungagung 8 orang; dan tidak teridentifikasi 1 orang.

Leave a Reply

Your email address will not be published.