Oleh : ADIN MISBA WALida
Para penulisnya adalah: Mahasiswa Magister Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (22/1/22), usai laga Arema FC melawan Persebaya menyisakan duka yang terdalam bagi Negara Indonesia, khususnya dalam sejarah persepakbolaan Indonesia. Pasalnya, tidak hanya satu atau dua nyawa yang hilang, namun ratusan nyawa melayang hanya karena sebuah pertandingan sepak bola.
Enam tersangka ditetapkan sebagai tersangka akibat Tragedi Kanjuruhan, dua di antaranya Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru, Akhmad Hadian Lukita dan Panpel Arema FC, Abdul Haris. Selain itu, para pendukung juga menuntut agar PSSI bertanggung jawab atas Tragedi Kanjuruhan, sebagai otoritas tertinggi sepak bola tanah air yang membawahi liga-liga resmi.
Tuntutan agar Ketua Umum PSSI Mochamad Irawan mundur dari jabatannya cukup keras bagi para pendukung sepak bola Indonesia. Namun, Ketua Umum PSSI atau yang sering disapa Iwan Bule itu menegaskan sebagai bentuk rasa tanggung jawabnya, ia tidak mundur. Ia juga sempat mengatakan bahwa Tragedi Kanjuruhan tidak ada hubungannya dengan dirinya dan menjadi tanggung jawab panitia lomba.
Di tengah sorotan tajam yang mengarah pada Iwan Bule, Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong tiba-tiba menyatakan dukungannya untuknya. Dalam postingan akun Instagramnya, Pelatih Timnas atau yang sering disapa pelatih STY menyampaikan belasungkawa kepada para korban. Pelatih STY pun mengaku sebagai bagian dari sepak bola Indonesia dan juga menyatakan akan mengundurkan diri jika Ketua Umum PSSI mengundurkan diri.
“Yang sangat mencintai sepak bola Indonesia dengan ikhlas dan memberikan dukungan penuh dari belakang agar sepak bola bisa berkembang adalah Ketua Umum PSSI. Menurut saya, jika Ketua Umum PSSI harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi dan mengundurkan diri, maka saya juga harus mengundurkan diri. Karena saya pikir jika ada kesalahan dari rekan kerja yang bekerja sama sebagai sebuah tim, maka saya juga memiliki kesalahan yang sama.” tulis Shin Tae-yong di akun Instagram-nya.
“Kita adalah tim. Sepak bola tidak bisa sukses jika hanya kinerja 11 pemain inti saja yang bagus, tidak hanya staf pelatih yang baik, kesuksesan bisa kita raih ketika semuanya menjadi satu tim mulai dari pemain inti, pemain cadangan, staf pelatih. , pejabat, semua karyawan federasi termasuk Ketua.”
“Itulah filosofi sepakbola saya. Sepak bola adalah salah satu olahraga yang tidak bisa dimenangkan hanya dengan 1 orang yang pandai dalam pekerjaannya.
“Sangat disayangkan bahwa semua tanggung jawab telah dialihkan ke Ketua Umum. Ia telah mengembangkan sepak bola Indonesia secara keseluruhan. Tentunya juga bisa menangani situasi ini dengan baik. Saya juga akan berusaha lebih keras untuk membuat sepak bola Indonesia semakin maju.”
“Sebagai penutup, saya ingin mengatakan sekali lagi bahwa saya ingin memberikan dukungan penuh kepada para korban, keluarganya dan seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya.
Pernyataan pelatih STY itu memicu tanda tanya besar di kalangan penggemar sepak bola Indonesia, yang tidak menyangka dirinya akan mengundurkan diri. Karena sebenarnya dia tidak ada hubungannya dengan tragedi Kanjuruhan dan pernyataannya dianggap memperburuk keadaan.
Di balik pernyataan Shin Tae-yong yang siap mengundurkan diri, banyak perubahan positif dan juga beberapa prestasi yang telah diberikan pelatih STY kepada timnas Indonesia.
Shin Tae-yong memberikan dampak yang sangat baik bagi para pemain timnas Indonesia, ia memoles dan membina bakat-bakat para pemain timnas. Sebut saja nama-nama seperti Witan Sulaeman, Asnawi Mangkualam, Pratama Arhan, hingga Marselino Ferdinand yang kerap mencuri perhatian.
Shin Tae-yong juga dikenal sebagai pelatih yang ketat. Ia menekankan sikap disiplin terhadap pemain timnas, kalaupun ada pemain bintang kalau tidak disiplin harus siap didepak pelatih STY. Selain itu, ia juga menjaga nutrisi para pemain sedetail mungkin, sehingga kondisi kesehatan dan stamina para pemain timnas juga bisa dikatakan sangat baik saat bertanding.
Sederet prestasi telah dipersembahkan oleh pelatih STY untuk kemajuan Timnas Indonesia. Prestasi pertamanya di tahun ini adalah ketika mampu membawa Timnas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2020 awal tahun ini. Meski tidak menjadi juara, pelatih STY itu dipuji banyak orang atas keberaniannya untuk beregenerasi seutuhnya ke timnas senior.
Prestasi Shin Tae-yong selanjutnya adalah membawa Timnas Indonesia U-23 menduduki peringkat ketiga cabang olahraga sepak bola SEA Games 2021. Prestasi lain yang paling ditonjolkan sang pelatih adalah ketika mampu membawa Timnas Indonesia lolos ke putaran final Piala Asia 2023.
Dengan sederet prestasi dan juga kemajuan yang telah diberikan pelatih STY kepada timnas Indonesia, tentunya akan memberikan rasa kecewa yang sangat di hati para pecinta sepak bola di tanah air jika pelatih STY begitu saja mengundurkan diri dari kursi pelatih, dengan Alasan Ketum PSSI didesak mundur oleh suporter Indonesia.