Liputan4.com, Luwu Utara — Pemupukan merupakan hal terpenting yang harus dilakukan untuk berbagai tanaman, termasuk padi, agar kebutuhan nutrisi tanaman terpenuhi. Hal ini penting agar proses fisiologis dan metabolisme berjalan dengan baik, sehingga hasil yang diperoleh meningkat.
Namun pemupukan biasanya dilakukan secara manual dengan cara ditebar atau disemprot. Cara ini tentunya memakan waktu yang lama dan menggunakan banyak tenaga, sehingga diperlukan teknologi baru untuk menyiasatinya.
Nah, seorang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) dari Kabupaten Luwu Utara mencoba menggunakan teknologi baru dengan menggunakan jasa drone atau pesawat tanpa awak. Dengan drone, ia tidak perlu menghabiskan banyak waktu berjalan-jalan di sekitar persawahan.
Dengan drone juga, pemupukan bisa dilakukan hanya duduk di tempat, tidak perlu keliling sawah. Adalah Muhammad Ilham, PPL Masamba yang dikenal sebagai penyuluh pertanian yang penuh kreativitas dan inovasi. Tak heran jika ia mendapat berbagai apresiasi dari pemerintah.
Dalam postingannya di media sosial Facebook, 5 Oktober 2022, Ilham memposting kegiatan pemupukan. Dimana ia terlihat menggunakan drone untuk melakukan penyemprotan. Aktivitas Ilham ini menyita perhatian netizen. Semua orang memuji kreativitasnya.
“Mencoba teknologi baru. Hemat waktu dan tenaga,” tulis Ilham dalam unggahannya. Postingan tersebut pun langsung dibanjiri warganet. Tak hanya memuji, bahkan ada yang menanyakan alatnya apa, untuk keperluan apa. Berbagai pertanyaan pun dijawab oleh pemilik unggahan tersebut.
Drone digunakan untuk membawa kontainer berkapasitas 10 liter untuk 1 hektar sawah. “Ini baru tahap uji coba, belum dipasarkan,” tulis Ilham menanggapi pertanyaan dari seorang netizen yang mengaku penasaran dan tertarik dengan inovasi tersebut.
Ilham melakukan uji coba menggunakan alat ini di Desa Pandak, Masamba. Ia berharap teknologi ini dapat membantu petani dalam upaya pemupukan. “Cukup di gubuk sawah, menekan remote, otomatis alat ini akan menyembur sendiri,” jelasnya.
Saat ditanya berapa berat alat tersebut, termasuk containernya, dan berapa tinggi maksimum drone termasuk daya jelajahnya, Ilham dengan lugas menjawab bahwa drone tersebut memiliki berat 5 kg dan container untuk menampung pupuk beratnya kurang lebih 10 kg.
“Drone ini beratnya kurang lebih 5 kg, berat container yang dibawa sekitar 10 kg, sedangkan tingginya disesuaikan dengan aplikasi dan target tanaman. Jangkauan terbangnya bisa sampai 1 km, tapi kami hanya bisa masuk aplikasi sesuai luas lahan yang akan disemprotkan,” jelas Ilham.
“Untuk satu kali penerbangan bisa satu hektar, di titik mana penyemprotan aplikasi drone akan mencari lagi untuk memulai,” lanjutnya. Apa yang dilakukan Ilham tentu akan memicu rasa penasaran warganet, seperti apa hasil dari penggunaan drone tersebut nantinya. (LH)