Tekno  

Politeknik Nuklir Jadi Pusat Pelatihan IAEA Asia Tenggara

Wisuda Politeknik Nuklir Indonesia di Hotel Sheraton Mustika, Jogjakarta, Sabtu (15/10). (DWI AGUS/RADAR JOGJA)

kamuOGYAKARTA.NIAGA.ASIA – Politeknik Nuklir Indonesia (Poltek Nuklir) adalah sekolah kejuruan nuklir pertama dan satu-satunya di Indonesia di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Politeknik Nuklir berkomitmen untuk menjadi perguruan tinggi kejuruan nuklir yang berdaya saing global.

Pada pertemuan dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) September lalu, Politeknik Nuklir diproyeksikan menjadi pusat pelatihan dan penyelenggara pelatihan IAEA regional Asia Tenggara.

Langkah Politeknik Nuklir untuk mengembangkan jaringan dan kepercayaan internasional terus dilakukan. Salah satunya melalui kerjasama dengan IAEA yang akan menjadikan Politeknik Nuklir sebagai pusat pelatihan nuklir di Asia Tenggara.

Menurut Direktur Politeknik Nuklir, Zainal Arief menyampaikan rencana strategis pengembangan akademik Politeknik Nuklir yang melibatkan banyak entitas.

“Kami membutuhkan referensi dari berbagai pihak, termasuk industri, dalam memberikan masukan terhadap program studi yang akan dibuka dan kesempatan kerja bagi lulusan Poltek,” ujarnya, Kamis (14/10/2022).

Untuk meningkatkan jenjang pendidikan ke pascasarjana terapan, Politeknik Nuklir bekerjasama dengan Tomsk Polytechnic University (TPU).

“Kerja sama ini untuk pengembangan kurikulum pascasarjana, program mobilitas mahasiswa, dan mobilitas peneliti dengan konsep mutual atau resiprokal,” jelas Zainal.

Dalam rangka peningkatan kapabilitas dan ketersediaan SDM penunjang, Politeknik Nuklir juga bekerjasama dengan SDM BRIN untuk menjadi dosen/guru dan melengkapi fasilitas yang diperlukan.

Tidak hanya itu, branding juga dilakukan dengan mendorong mahasiswa untuk mengikuti kompetisi seperti National Polytechnic English Olympics (NPEO), National Welding Competitions, Official Higher Education Olympiad (OPTK), dan kompetisi lainnya di tingkat nasional dan internasional.

“Tantangan besar yang harus dijawab adalah menyiapkan sumber daya manusia, peralatan pelatihan yang memadai, dan branding Politeknik Nuklir di kancah internasional,” jelasnya.

Bagi Politeknik Nuklir, penting untuk membekali mahasiswa tidak hanya dengan hard skill (ijazah dan sertifikasi), tetapi juga dalam penguasaan soft skill mahasiswa. Politeknik Nuklir juga melibatkan mahasiswa dalam pembelajaran berbasis proyek yang akan memberikan pengalaman dalam memecahkan masalah di industri (MBKM).

Tahun ini, Politeknik Nuklir akan melantik 98 mahasiswa, Sabtu (15/10). Terdiri dari 29 mahasiswa Program Studi Teknik Nuklir (TKN), 28 mahasiswa Program Studi Elektronika Instrumentasi (Elins), dan 41 mahasiswa Program Studi Elektromekanik (Elmek). Jumlah wisudawan dengan predikat sangat memuaskan (cum laude) sebanyak 45 orang, terdiri dari TKN 15 orang, Elins 10 orang, dan Elmek 20 orang.

Wisudawan kali ini terdiri dari dua jalur yaitu Reguler dan Rekognisi Pembelajaran Masa Lalu (RPL). Peraih IPK dengan predikat tertinggi dari jalur reguler diraih oleh Muhammad Irvan Haryanto (TKN) dan Haidaravi Ardi (Elins) dengan skor 3,86. Sedangkan mahasiswa dengan IPK tertinggi dari jalur RPL dengan predikat sangat memuaskan diraih Suhartono dengan skor 3,97.

Sebagai perguruan tinggi diploma vokasi, salah satu daya saing sekaligus keunggulan mahasiswa Politeknik Nuklir adalah bekal lulusan dengan sertifikasi Surat Izin Kerja sebagai Petugas Proteksi Radiasi (SIB PPR) TK Industri 1. SIB PPR merupakan lisensi yang harus dimiliki oleh pengguna zat radioaktif baik industri maupun lembaga yang menggunakan zat radioaktif.

Selain sertifikasi PPR Industri, Politeknik Nuklir juga memberikan sertifikasi kompetensi tambahan bagi mahasiswanya yaitu SIB PPR Medik Tk 1, UT (Ultrasonic Test) level 2 dan lisensi Radiographer (OR) Level 1.

Rata-rata persentase alumni yang lulus pada tahun 2021 dan telah terserap di dunia industri dalam kurun waktu enam bulan adalah 66,67%, dengan rincian persentase dari TKN jurusan 65,00%, Elins 63,64%, dan Elmek 70,83%. Persentase penyerapan ini telah melampaui target yang ditetapkan sebagai indikator kinerja Politeknik Nuklir yaitu 50%. Sedangkan alumni yang terserap kurang dari tiga bulan sebanyak 27 orang atau 40,90%.

Pada wisuda kali ini, terdapat lima orang wisudawan yang telah diterima bekerja, yaitu satu orang di Kejaksaan Negeri Padang, dan empat orang di industri (PT. Indotimas Sakti Perkasa, PT. Esco Bintan Indonesia dan PT. Pesat Servis Industri). “Industri perlu difasilitasi untuk melakukan rekrutmen lulusan Politeknik Nuklir di kampus, sebagai upaya mempersingkat masa tunggu lulusan menjadi tiga bulan,” pungkas Zainal.

Sumber: BRIN | Editor: Intoniswan

Anda mungkin juga menyukai:

Tag: Politeknik

Leave a Reply

Your email address will not be published.