Tekno  

Pos Indonesia Luncurkan Layanan Pos Universal Digitalisasi

TEMPO.CO, Solo– PT Pos Indonesia meluncurkan digitalisasi Layanan Pos Semesta atau LPU di Kantor Pos Solo, Sabtu, 15 Oktober 2022.

Dalam layanan ini, Pos Indonesia bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Dengan digitalisasi LPU, pengguna jasa pos dapat mengirim dan menerima kiriman dari satu tempat ke tempat lain. Baik pengiriman ke wilayah Indonesia maupun luar negeri, serta mampu melacaknya untuk memastikan keberadaannya secara digital melalui situs.

Direktur Kurir dan Logistik PT Pos Indonesia (Persero), Siti Choiriana mengatakan, digitalisasi penting dilakukan untuk memastikan layanan terjamin dan sesuai dengan ketentuan. prosedur operasi standar atau SOP internasional.

“Karena ini memberikan transparansi pelayanan agar masyarakat bisa mengecek dengan baik, pelacakannya (pelacakan), pelacakan(pencarian) bisa dilakukan dengan baik,” kata Ana, sapaan akrab Siti Choiriana usai peluncuran Digitalisasi LPU di Kantor Pos Solo, Sabtu.

Ana menuturkan, Pos Indonesia merupakan penyelenggara pos yang ditunjuk pemerintah untuk menjamin terselenggaranya LPU. Dalam pelayanan ini, pemerintah mewajibkan adanya pengukuran waktu tempuh pengiriman di wilayah Indonesia.

“Untuk menjawab tantangan tersebut dan sejalan dengan program transformasi perusahaan, Pos Indonesia menggunakan barcode untuk seluruh pengiriman LPU yang beredar di Indonesia. Perangko kini dapat dilacak melalui website Pos Indonesia,” ujarnya.

Pengiriman LPU yang banyak digunakan di Indonesia, misalnya, adalah kartu pos. Banyak dari penggunanya adalah filatelis dan postcrosser atau pecinta kartu pos, khususnya kiriman dari dan ke luar negeri.

Barcode yang dikirim oleh LPU dari dalam negeri dilampirkan di kantor pos. Adapun lampiran barcode yang dikirim oleh LPU yang diterima dari luar negeri dan belum diberikan barcode oleh negara asal dilakukan di International Processing Center atau IPC, di Jakarta sebagai pintu gerbang impor.

Seiring dengan transformasi yang dilakukan oleh Pos Indonesia, diluncurkan pula update proses operasional pengiriman surat pos LPU.

Aplikasi loket ini dapat digunakan antara lain untuk menentukan besaran tarif ongkos kirim yang digunakan saat mengirim surat atau kartu pos. “Aplikasi ini juga terintegrasi dengan aplikasi Sistem Deklarasi Kustom (CDS) untuk pengiriman ke tujuan luar negeri, untuk memenuhi regulasi domestik dan internasional,” ujarnya.

Peluncuran Digitalisasi LPU pada hari Sabtu juga dihadiri oleh perwakilan filatelis dan Komunitas Pasca Persilangan Indonesia (KPI) seluruh Indonesia yang mengadakan gathering untuk merayakan Ulang Tahun ke-11.

Peluncuran ditandai dengan pengiriman kartu pos menggunakan stiker barcode dan aplikasi surat pos LPU baru oleh enam anggota KPI.

Pengiriman ditujukan kepada pendiri pascapenyeberangan dunia di Portugal, Amerika Serikat dan Inggris. Beberapa juga dikirim ke beberapa daerah di Indonesia, salah satunya Papua.

Hadi Purnomo selaku Ketua Tim Pelaksana LPU Kementerian Komunikasi dan Informatika menyambut baik digitalisasi LPU melalui transformasi penggunaan barcode terintegrasi oleh Pos Indonesia.

“Kominfo akan memantau penggunaannya di lapangan. Kami juga akan memberikan masukan dalam hal penyesuaian dan penyempurnaan penggunaan barcode dan aplikasinya,” kata Hadi.

Untuk menampung aspirasi para filatelis dan postcrosser, dalam kegiatan ini juga diperkenalkan barcode dengan materi baru.

Barcode ini dianggap lebih bersahabat dengan filatelis dan postcrosser karena terbuat dari bahan yang bisa dilepas sehingga tidak merusak permukaan kartu pos dan perangko saat dilepas.

“Karena postcrosser akan mempertimbangkan semua aspek, mulai dari estetika, ceritadan lain-lain yang harus dijaga agar barcode ini dibuat lebih manusiawi agar tidak merusak postcardnya,” ujar Ana.

Ikuti berita terbaru dari Tempo di Google News, klik di sini.

Leave a Reply

Your email address will not be published.