Football5Star.com, Indonesia – Timnas U-23 Thailand dipastikan membawa beban berat saat berlaga di SEA Games XXXII. Pasalnya, ada target tinggi yang diberlakukan oleh Komite Olimpiade Thailand (OCT). Ketua OCT Prawit Wongsuwan pun tak segan bertanya Presiden FAT Somyot Phumphanmuang mengundurkan diri jika Thailand gagal meraih emas.
Sejak pekan lalu, Ketua OCT telah memastikan target mutlak cabang sepakbola pada SEA Games di Kamboja nanti. Ia meminta Thailand meraih medali emas, baik di sektor putra maupun putri. Jika gagal, dia ingin seseorang bertanggung jawab.
– Iklan –
Meski tak menyebut nama secara eksplisit, sosok yang dimaksud Prawit adalah Somyot Phumphanmuang selaku Presiden FAT. Hal ini menjadi tekanan tambahan bagi Somyot, yang oleh sebagian kalangan dianggap tidak kompeten. Salah satu kritikus adalah Piyapong Pue-On.
Bagi Prawit, medali emas sepakbola harus menjadi prioritas utama. Karena sepak bola merupakan cabang SEA Games yang paling bergengsi. Pada Mei lalu, ia kecewa karena Thailand hanya meraih medali perak setelah kalah 0-1 dari Vietnam. Padahal, Timnas U-23 Thailand saat itu ditangani oleh Alexandre Polking.
Presiden FAT Harus Tunjuk Pelatih
– Iklan –
Tekanan yang diberikan oleh Ketua OCT Prawit Wongsuwan memaksa Presiden FAT Somyot Phumphanmuang untuk bertindak cepat. Secara khusus, ia harus segera menentukan orang yang akan menangani timnas Thailand U-23. Pos tersebut kosong sejak Worrawoot Srimaka hengkang usai Piala Asia U-23 2022.
Desas-desus beredar bahwa pelatih baru akan diangkat bulan depan. Sekjen FAT Patit Suphapong mengaku telah memanggil beberapa tokoh. Salah satunya adalah Totchtawan Sripan. Sementara itu, Somyot diketahui pernah bertemu dengan pelatih HAGL, Kiatisuk Senamuang.
– Iklan –
Adapun persiapan SEA Games XXXII, Patit mengatakan FAT sudah memiliki rencana yang jelas. “Kami akan melakukan seleksi untuk mendapatkan minimal 40 pemain yang berusia 21 tahun ke bawah,” ujarnya Football5Star.com dari Olahraga Siam.
Selain itu, tim yang diproyeksikan tampil di SEA Games juga akan menjalani pemusatan latihan selama 2 minggu di Uni Emirat Arab. Kamp pelatihan akan diadakan pada Maret 2023. Agenda ini, menurut dia, akan menelan biaya 6.687.000 baht (sekitar Rp2,7 miliar).
