Jakarta, Borneo24.com – Satelit Indonesia Raya (SATRIA)-1 yang akan beroperasi pada 2023 dapat meningkatkan sinyal Base Transceiver Station (BTS) 4G yang mereka bangun di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
“Setelah kami dapat meluncurkan proyek SATRIA-1 yang kami (Indonesia) miliki dan akan kami bangun dan operasikan pada akhir tahun 2023 dan sudah berada di orbit,” kata Bambang Nugroho, Direktur Infrastruktur Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi. Badan (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), di lokasi BTS Selong Belanak, Lombok Tengah, seperti dilansir CNN Indonesia.
“Selain penambahan titik akses internet (SATRIA-1) juga menambah kapasitas BTS 4G,” tambahnya. Kominfo sendiri dijadwalkan akan meluncurkan SATRIA-1 pada pertengahan tahun 2023 dan diharapkan satelit ini dapat mulai beroperasi pada akhir tahun 2023.
Saat ini, sebagian besar BTS 4G yang dibangun BAKTI Kominfo menggunakan teknologi VSAT (Very Small Aperture Terminal). VSAT merupakan perangkat berbentuk piringan yang berfungsi sebagai terminal pemancar dan penerima transmisi satelit.
BTS 4G di kawasan Desa Selong Belanak, Lombok Tengah, NTB merupakan salah satu BTS yang menggunakan VSAT. Kehadiran BTS di kawasan tersebut merupakan bagian dari misi pemerataan akses internet di tanah air.
Setelah infrastruktur terpasang, masyarakat di tiga dusun di sekitar menara BTS diklaim dapat melakukan aktivitas telekomunikasi dengan lebih baik, mulai dari akses internet hingga komunikasi yang membutuhkan bandwidth lebih besar seperti video call.
Sebelumnya, masyarakat setempat berkomunikasi dengan jaringan seadanya. Komunikasi semacam ini disebut kurang efektif yang pada akhirnya membuat mereka cenderung memilih untuk bertemu langsung.
“Setelah mendapatkan (BTS) dari Kominfo, kami merasa bebas. Kalau dulu dapat telepon dari teman di luar, kalau tidak nyambung ponsel, akhirnya penelepon langsung datang ke rumahnya,” kata Rajab, Kepala Dusun Lekok Dalem Selong Belanak saat menceritakan dampak bencana tersebut. kehadiran BTS 4G di desanya.
Penggunaan SATRIA-1 bukan satu-satunya yang dikejar BAKTI Kominfo untuk ruang jaringan tanah air. Badan Pelaksana juga berupaya memperkuat jaringan serat optik nasional agar pemerataan akses telekomunikasi dapat segera tercapai.
Di bidang layanan serat optik, BAKTI Kominfo merencanakan proyek yang mereka sebut “Integrasi Palapa Ring”. Dengan proyek ini, jaringan tulang punggung serat optik skala nasional dapat terwujud.
Rencana tersebut masih dalam tahap finalisasi oleh BAKTI sambil menunggu dari sisi pembiayaan dan anggaran untuk pelaksanaannya.
Layanan serat optik ini diharapkan mampu memperkuat jaringan telekomunikasi di perkotaan, serta menjangkau kawasan 3T yang berpotensi memanfaatkan teknologi ini.
BAKTI sendiri merupakan lembaga yang bertugas menyediakan infrastruktur untuk layanan telekomunikasi, termasuk akses internet dan penyediaan Base Transceiver Stations (BTS), terutama di daerah yang belum terjangkau sinyal internet penyelenggara telekomunikasi. Badan tersebut menargetkan 7.000 BTS dapat dibangun dan on air di seluruh Indonesia pada tahun 2024. (***)