Tekno  

Tantangan IPO Energi—Peraturan Aset Kripto yang Ketat

Bisnis.comJAKARTA — Sedikitnya enam calon emiten dari sektor teknologi kini mengantre masuk pasar modal melalui penawaran umum perdana atau penawaran umum perdana (IPO). Pada saat yang sama, sentimen untuk sektor ini sayangnya masih belum mendukung.

Hingga saat ini, kinerja BEI Sektor Teknologi yang menaungi emiten dari sektor teknologi masih menjadi indeks sektoral dengan kinerja terlemah yakni turun 28 persen. sejauh tahun ini (YtD) per Jumat (14/10).

Hal ini menunjukkan minat investor pasar modal terhadap saham sektor teknologi saat ini belum begitu besar. Kondisi ini tidak terlepas dari tren kenaikan suku bunga acuan yang berdampak negatif pada sektor padat modal seperti sektor teknologi.

Tantangan ini juga akan mempersulit calon emiten pendatang baru dari sektor ini yang ingin merambah pasar modal Indonesia. Upaya mencari investor strategis yang akan menyerap sahamnya akan semakin sulit.

Berita tentang tantangan berat calon IPO di sektor teknologi menjadi salah satu pilihan berita redaksi BisnisIndonesia.id hari ini, Sabtu (15/10/2022). Selain berita tersebut, berbagai berita ekonomi dan bisnis yang dikemas secara mendalam dan analitik juga dihadirkan dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut highlights BisnisIndonesia.id:

Proyek Pembangunan Kawasan Istana Negara IKN Nusantara Dipercepat

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Penajam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur terus diakselerasi. Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur Istana Negara yang akan berlokasi di kawasan inti pemerintahan pusat (KIPP).

Saat ini, proyek Istana Negara IKN sedang memasuki proses tender. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan penandatanganan kontrak proyek pembangunan istana negara di IKN Nusantara akan ditandatangani pekan depan setelah pemenang tender ditentukan dalam waktu dekat.

Pembangunan Istana Negara dilakukan dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Pemerintah memproyeksikan total dana yang dibutuhkan untuk membangun IKN sekitar Rp 466 triliun hingga Rp 486 triliun. Berdasarkan rencana awal, APBN akan mencakup 19 persen atau sekitar Rp. 88,54 triliun menjadi Rp. 92,34 triliun.

Estimasi anggaran untuk membangun IKN hingga selesai bisa mencapai Rp486 triliun. Jika alokasi APBN untuk pengembangan IKN mencapai 20 persen, maka pengeluaran untuk proyek tersebut bisa mencapai sekitar Rp. 97 triliun.

Misi Penyelamatan Garuda Indonesia Semakin Lancar

Upaya restrukturisasi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus berlanjut. Perseroan telah resmi mendapat persetujuan pemegang saham atas pelaksanaan tiga aksi korporasi penguatan modal sekaligus, yaitu: masalah hakobligasi wajib konversi (OWK), dan penempatan pribadi.

Restu itu didapat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Garuda Indonesia kemarin, Jumat (14/10). RUPSLB diwakili oleh 88,87 persen pemegang saham perseroan. Agenda utama adalah pengesahan sejumlah skema penguatan permodalan perseroan.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menjelaskan, persetujuan pemegang saham ini merupakan langkah penting dalam upaya meningkatkan kinerja bisnis dalam jangka panjang.

“Hasil ini menegaskan komitmen perusahaan terhadap realisasi rencana perdamaian yang sebelumnya mendapat persetujuan mayoritas kreditur melalui keputusan homologasi PKPU pada Juli 2022,” kata Irfan dalam keterangan pers, Jumat (14/10).

Tantangan Berat Calon Emiten IPO di Sektor Teknologi

Bursa Efek Indonesia mencatat masih ada enam emiten potensial dari sektor ini. Secara total, BEI mencatat ada 40 emiten potensial dalam daftar tunggu IPO. Artinya, jumlah calon emiten dari sektor teknologi mencapai 15 persen dari total emiten yang ada.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan jumlah tersebut merupakan kondisi yang tercatat hingga Kamis (13/10). Besaran tersebut kemungkinan masih akan berubah seiring dengan perkembangan proses penjajakan calon emiten dan proses IPO masing-masing calon emiten.

Menurut dia, tidak sedikit dari calon emiten ini yang membidik dana jumbo dalam aksi IPO ini, termasuk calon emiten dari sektor teknologi.

“Dari 40 calon emiten tersebut, beberapa di antaranya bergerak di sektor energi, teknologi, dan keuangan dengan target emisi lebih dari Rp 1 triliun,” kata Nyoman, Jumat (14/10).

Perjanjian Bank Sentral G20 tentang Regulasi Ketat Aset Kripto

Negara-negara G20 telah sepakat bahwa transaksi aset kripto, termasuk stablecoin, harus diatur dan dipantau secara ketat. Risiko finansial terkait aset kripto akan dibahas secara mendalam pada pertemuan keempat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral di Washington DC pada Kamis (13/10/2022).

Terkait hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada pembukaan hari kedua rapat FMCBG mengatakan bahwa Financial Stability Board (FSB) telah menyampaikan beberapa laporan konsultatif terkait aset kripto, antara lain laporan terkait pasar dan aset kripto. aktivitas.

Laporan tersebut mencakup rekomendasi tentang regulasi dan pengawasan aset kripto dan pasarnya untuk mendukung peningkatan stabilitas keuangan.

“G20 setuju untuk memastikan bahwa aset kripto termasuk koin stabil tunduk pada regulasi dan pengawasan yang ketat,” katanya.

Produk Otomotif Kurangnya Sertifikat TKDN

Pemerintah berupaya memperkuat industri melalui sertifikasi tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di tengah ekonomi global yang penuh tantangan. Tidak banyak produk otomotif yang mengantongi sertifikat.

Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, total sertifikat TKDN yang diterbitkan hingga Jumat (14/10/2022) mencapai 29.503 lembar. Sebanyak 19.017 sertifikat di antaranya masih berlaku.

Dari sertifikasi tersebut, produk dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) kurang dari 25% adalah 7,3%, produk dengan TKDN 25%-40% adalah 28,3%, dan produk dengan TKDN lebih dari 40% adalah 61,1%. .

Bahan dan alat kesehatan merupakan kelompok barang yang paling banyak memperoleh sertifikat (17,3%), diikuti oleh peralatan listrik (10,6%), dan bahan bangunan/bangunan (15,3%).


Cek berita dan artikel lainnya di berita Google

Tonton video yang dipilih di bawah ini:


Konten Premium

Leave a Reply

Your email address will not be published.