Tekno  

Termasuk Pele, Ini Lima Moment Tangisan Bintang Sepak Bola di Piala Dunia

Merdeka.com – Ajang sepak bola terbesar dalam jagat raya, Piala Dunia 2022 di Qatar bakal dimulai pada 20 November mendatang. Piala Dunia adalah satu di antara ajang yang kerap menangisan.

Tidak jarang para bintang tak kuasa menghadapi lapangan menghadapi suatu momen di Piala Dunia. Piala Dunia merupakan kompetisi paling bergengsi antarnegara. Bahkan, beberapa pemain menganggap gelar Piala Dunia lebih bergengsi daripada yang lainnya, termasuk Liga Champions.

Tak heran, banyak drama yang terjadi dalam turnamen empat tahunan tersebut. Beberapa di antaranya berakhir dengan tangisan.

Berikut ini adalah lima momen tangisan pesepak bola di Piala Dunia dilansir dari fifa.com, Rabu (19/10).

2 dari 6 halaman

Pele dan Tangisnya di Final Piala Dunia 1958

Legenda sepak bola Brasil, Edson Arantes do Nascimento atau yang lebih dikenal sebagai Pele, tak kuasa menahan tangisnya usai meraih gelar Piala Dunia 1958 di Swedia. Pele menjadi bintang di laga puncak.

Pele sudah bermain di laga final Piala Dunia ketika masih berusia 17 tahun. Saat itu, Brasil menghadapi tuan rumah, Swedia, dalam laga yang dihelat di Rasunda Stadium, Solna.

Tampil cukup baik sepanjang turnamen, Brasil menekuk Swedia dengan kemenangan telak 5-2. Pele mencetak dua gol dan tiga gol lainnya dilesakkan Vava (2) dan Zagallo.

Kemenangan tersebut sangat berarti untuk Pele. Bagaimana tidak, ia sudah berada di puncak dunia pada usia yang belia. Gelar itu pun sekaligus menjadi yang pertama untuk Brasil.

Dalam merayakan kemenangannya, Pele tak kuasa membendung air mata. Ia terlihat emosional berhasil memberikan prestasi untuk Tim Samba. Spesialnya, pria yang kini berusia 81 tahun itu juga terpilih sebagai pemain muda terbaik berkat penampilan apik sepanjang kompetisi dengan catatan enam gol dan satu assist.

3 dari 6 halaman

Diego Maradona Meratapi Kekalahan Argentina

Tidak perlu meragukan catatan emas Diego Maradona di Piala Dunia. Mantan pemain Napoli itu membawa tim nasional Argentina menjadi juara pada edisi 1986.

Menariknya, momen tangisan sang legenda tidak terjadi ketika Maradona masih aktif menjadi pemain. Namun, Maradona meneteskan air mata ketika melihat La Albiceleste menelan kekalahan dari Kroasia pada laga penyisihan Grup D Piala Dunia 2018.

Bermain di Stadion Nizhny Novgorod, Lionel Messi dan kawan-kawan membutuhkan kemenangan di matchday 1 ditahan Islandia. Namun, Argentina justru keok dengan skor 3-0 melalui gol yang dicetak Ante Rebic, Luka Modric, dan Ivan Rakitic.

Maradona yang menyaksikan langsung menyaksikan laga di stadion ikut atas kekalahan Argentina. Dari tribun penonton, Maradona menangis terlihat meratapi hasil pahit.

Bahkan, foto Maradona menangis menjadi perbincangan di media sosial. Satu di antara komentar warganet yang menarik adalah Maradona menggunakan Tangan Tuhan-nya untuk menyeka air mata.

4 dari 6 halaman

Kelegaan Hati Neymar

Kali ini, momen tangisan di Piala Dunia datang dari Neymar. Striker timnas Brasil itu menangis di tengah lapangan setelah berhasil mengalahkan Kosta Rika dua gol tanpa balas pada laga kedua Grup E Piala Dunia 2018.

Brasil membutuhkan kemenangan untuk menjaga asa lolos ke babak berikutnya. Namun, Kosta Rika tidak begitu saja memberikan kemenangan untuk sang lawan.

Brasil baru bisa membuka keran gol ketika pertandingan memasuki menit ke-90. Philippe Coutinho membawa Brasil unggul. Kemudian, giliran Neymar (97′) yang menambah penderitaan Kosta Rika.

Usai peluit panjang bunyi, Neymar terlihat membaringkan diri di Stadion Krestovsky, Saint Petersburg. Penggawa Paris Saint-Germain itu merayakan kemenangan dengan tangisan.

“Tangisan itu adalah rasa bahagia. Itu adalah keinginan untuk menang. Semua hal tidak berlangsung mudah dalam hidup saya. Itu semua akan berubah,” tulis Neymar di Instagram usai pertandingan.

Sayang, Neymar masih terus berjalan bebas membawa Brasil juara hingga saat ini kalah dari Belgia pada babak perempat final. Gol Fernandinho dan Kevin De Bruyne hanya dibalas satu kali oleh Renato Augusto.

5 dari 6 halaman

Tangisan Melegenda Milik Paul Gascoigne

Satu tangisan yang paling ikonik di Piala Dunia menjadi milik pemain timnas Inggris, Paul Gascoigne. Mantan pemain Tottenham Hotspur menyesali perbuatannya di babak semifinal.

Paul Gascoigne mendapatkan panggilan memperkuat Inggris di Piala Dunia 1990. Bahkan, sang pelatih, Bobby Robson, memberikan kesempatan Gascoigne tampil dalam tiga pertandingan babak grup.

Gascoigne membayar kepercayaan itu dengan penampilan impresif. Selain membawa The Three Lions ke tahan selanjutnya, Gascoigne juga mengemas assist.

Momen tangisan ikonik Gascoigne terjadai pada laga semifinal melawan Jerman Barat di Stadio Delle Alpi, Turin. Gascoigne mendapatkan kartu kuning karena melakukan pelanggaran kepada Thomas Berthold.

Kartu kuning itu tidak membuat Gascoigne diusir dari lapangan. Namun, dipastikan tidak bisa bermain jika Inggris melaju ke final karena akumulasi kartu.

Tangisan Gazza pun pecah. Gascoigne menggunakan jerseynya untuk menutupi sebagian mukanya yang memerah dan penuh air mata.

layar, Gascoigne memang tidak tampil di laga final. Bukan karena akumulasi kartu, tetapi disebabkan Inggris dalam adu tendangan penalti.

“Sebelum Paul Gascoigne, apakah ada seorang yang menjadi pahlawan nasional karena tangisan? Sangat hebat. Menangis dan dunia mengikutinya,” tulis Salman Rushdie di The Independent pada 1990.

6 dari 6 halaman

Tangisan Minta Maaf David Luiz

Brasil sangat dekat dengan gelar juara usai melaju hingga semifinal Piala Dunia 2014. Semangat pasukan Luiz Felipe Scolari itu berlipat ganda karena tampil di kandang.

Namun, Jerman yang menjadi lawan tampil lebih trengginas. Der Panzer mengoyak jala gawang Brasil sembilan kali melalui Thomas Muller (11′), Miroslav Klose (23′), Toni Kroos (24′, 26′), Sami Khedira (29′), dan Andre Schurrle (69′, 79′) . Sementara itu, Brasil hanya membalasnya satu kali melalui gol Oscar pada ke-90.

David Luiz yang menjaga pertahanan Brasil pun merasa malu. Luiz menganggap dirinya gagal membuat pertahanan Brasil jadi sulit ditembus. Ia pun meminta maaf sambil menangis.

“Saya hanya ingin membuat rakyat Brasil bahagia. Saya minta maaf kepada mereka. Ini adalah pelajaran hidup untuk kami,” kata mantan pemain Chelsea itu.

Bahkan, karena tak enak hati melihat Luiz menangis, gelandang timnas Jerman, Mesut Ozil, turut meminta maaf.

“Jika kalah dalam sebuah laga besar di negara itu sendiri, Anda akan membuat para suporter dan pemain menangis. Anda bisa melihat hal itu,” ujar Ozil.

(mdk/eko)

TOPIK TERKAIT

Leave a Reply

Your email address will not be published.