Tekno  

Ternyata Ini Penyebab Lemahnya Persatuan dan Keutuhan NKRI, Simak Analisis Mahasiswa dari Damar

POSBELITUNG.CO, BELITUNG — Berbagai penyebab tidak adanya persatuan dan kesatuan dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), antara lain karena perkembangan teknologi yang begitu pesat. Faktor tersebut berdasarkan analisis mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta, Misla Husnika Maroaina (19) dalam tugas kuliahnya.

Menurut putri kelahiran Damar, Belitung Timur ini, teknologi yang berkembang begitu pesat sehingga budaya asing akan lebih mudah masuk ke Indonesia, yang akan berdampak pada perubahan budaya yang terjadi di Indonesia.

“Misalnya teman kuliah saya sekarang banyak yang suka dengan budaya asing seperti K-POP, bahkan westernisasi,” ujarnya kepada Posbelitung.co, Rabu (18/10/22).

Di sisi lain, ada yang lebih menyukai budaya Indonesia. Saat kuliah, mahasiswa sekarang lebih suka bergaul dengan teman-teman yang memiliki kecenderungan sesuai dengan keinginannya.

Bahkan tidak jarang akan ada budaya ejekan yang mengatakan bukan bahasa gaul bagi yang menyukai budaya Indonesia.
Nah, kalau ini dilakukan terus-menerus, akhirnya akan membuat perpecahan, yakinlah,” lanjutnya.

Mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Konseling ini menjelaskan bahwa teknologi merupakan hal yang sangat dekat dalam kehidupan kita sehari-hari, perkembangannya begitu pesat apalagi sejak terjadinya kuncitara akibat pandemi Covid-19.

Seiring dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, akan semakin mudahnya budaya asing masuk ke Indonesia yang akan berdampak pada perubahan budaya yang terjadi di Indonesia.

Misalnya budaya K-pop atau budaya barat yang masuk ke Indonesia kemudian mempengaruhi kaum muda dan pada akhirnya akan mengakibatkan hilangnya rasa cinta tanah air dan akan berdampak pada runtuhnya persatuan dan kesatuan karena kecintaan mereka terhadap budaya asing lebih besar. dari cinta mereka untuk tanah air.

Menurutnya, teknologi tidak hanya dapat menghancurkan persatuan dan kesatuan kita, tetapi secara positif teknologi juga dapat menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan dalam NKRI kita tercinta.

“Teknologi merupakan hasil buah pemikiran manusia yang diciptakan dan disempurnakan setiap saat untuk memudahkan kehidupan manusia, yang selalu berkembang di masa depan,” kata Misla.

Ia melanjutkan, teknologi yang sering digunakan manusia antara lain adalah ponsel pintar. Di Indonesia, pengguna smartphone berdasarkan hasil survei Kominfo tahun 2017 menunjukkan bahwa 66,3 persen penduduk Indonesia adalah pengguna ponsel pintar, berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa 2/3 penduduk Indonesia adalah pengguna ponsel pintar.

Maka berdasarkan data tersebut, usia remaja yang dominan berasal dari remaja dengan rincian usia 9-19 tahun memiliki persentase 65,34 .

Leave a Reply

Your email address will not be published.