TEMPO.CO, Jakarta – Penawaran Umum Perdana (Penawaran Umum Perdana /IPO) perusahaan perdagangan elektronik PT Global Digital Niaga. Tbk (BELI) atau Blibli.com dinilai masih menarik untuk menarik investor ritel dalam jangka panjang.
Direktur PT Indovetama Utama Mandiri Rivan Kurniawan mengatakan BUY saham akan menarik dalam jangka panjang, sama seperti emiten teknologi lainnya.
Prospek pertumbuhan perdagangan elektronik juga masih menjanjikan, dimana pertumbuhan tahunan diproyeksikan meningkat 23,6 persen antara 2020-2025. Segmen ritel Blibli yang menjadi penopang pendapatan perseroan diproyeksikan akan meningkatkan pangsa pasar menjadi 36% pada 2025, dibandingkan 20% pada 2020.
Penjualan online di sektor ritel juga diproyeksikan meningkat sebesar 59 persen pada tahun 2025. Blibli juga telah mengembangkan layanan investasi digital bekerja sama dengan Bibit sebagai platform reksa dana online nomor 1 di Indonesia. Langkah ini dapat berdampak positif bagi pertumbuhan Blibli seiring dengan meningkatnya keinginan investasi masyarakat pasca pandemi Covid-19.
“Namun, sentimen perusahaan teknologi pada 2022 belum terlalu baik. Dimana sejumlah saham teknologi mengalami penurunan harga baik secara pasar dalam negeri dan luar negeri. Jadi itu mungkin nafsu makan Respon masyarakat terhadap IPO Blibli mungkin tidak sebesar IPO saham teknologi tahun sebelumnya,” ujarnya. BisnisSenin 17 Oktober 2022.
Baca: Besok Blibli Gelar IPO Public Expose, Tawarkan Harga Saham Rp 410-460
Terkait kinerja keuangan Blibli ke depan, lanjutnya, rasio utang terhadap ekuitas yang mencapai 1,07x, dengan utang didominasi oleh utang berbunga yang berasal dari pinjaman bank. Dana IPO yang nantinya akan digunakan untuk pembayaran utang akan berdampak positif bagi Blibli.
“Positif untuk keuangan Blibli ke depan, karena dengan potensi kenaikan suku bunga yang akan terus meningkat kedepannya hal ini tidak akan terlalu membebani keuangan Blibli dalam hal pembayaran bunga. Sehingga potensi kerugian finansial perusahaan dapat dikurangi. lebih,” sambungnya.
Sedangkan dari segi valuasi, proyeksi tidak dapat diukur dari segi rasio harga terhadap pendapatan (PER) atau EV/EBITDA, karena BliBli masih merugi. Namun, Anda dapat menggunakan indikator lain, seperti rasio harga terhadap penjualan (PSR). PSR IPO Blibli dinilai berada di kisaran 3,8x-4,3x, menandakan valuasi IPO BliBli belum bisa dikatakan murah.
BELI akan melepas 17,77 miliar saham dengan nilai nominal Rp 250 per saham. Sedangkan berdasarkan prospektus, Senin 17 Oktober 2022, kisaran harga penawaran adalah Rp 410-Rp 460 per saham. Artinya Blibli.com akan meraup dana segar antara Rp. 7,28 triliun menjadi Rp. 8,17 triliun.
Baca: Blibli, Tiket.com dan Ranch Market Bergabung, Amvesindo Bahas Peluang dan Daya Tarik IPO
BISNIS
Disclaimer: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mengajak pembaca membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca.
Ikuti berita terbaru dari Tempo di Google News, klik di sini