Tekno  

Tewaskan 328 Suporter, Insiden Berdarah Terbesar Sepak Bola di Peru Juga Akibat Gas Air Mata: Okezone Bola

MEMBUNUH 328 suporter, insiden berdarah sepak bola terbesar di Peru juga disebabkan oleh gas air mata akan terulang dalam artikel ini. Dunia sepak bola memang tak pernah lepas dari berbagai kejadian memilukan.

Baik insiden yang disebabkan oleh bentrokan antar pemain maupun bentrokan yang terjadi antar suporter. Bentrokan yang terjadi biasanya disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk salah satu suporter klub tidak terima jika tim kesayangannya kalah begitu saja.



Kini, sepak bola Indonesia sedang berduka atas tragedi yang menewaskan sekitar 125 orang usai pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya. Laga yang berakhir dengan maut itu berlangsung di Stadion Kanjuruhan, Malang pada 1 Oktober 2022 akibat gas air mata.

Ternyata tragedi yang menewaskan ratusan orang itu tidak hanya terjadi di Indonesia. Negara asal Amerika Selatan, Peru ini juga pernah mengalami tragedi yang sama di Estadio Nacional Disaster.

BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan, Polisi Cek CCTV di Lokasi Banyak Korban Jatuh

Tewasnya 328 suporter, insiden berdarah terbesar sepak bola di Peru juga disebabkan oleh gas air mata. Tragedi sepak bola yang terjadi di Peru menewaskan sekitar 328 suporter dan melukai 500 orang.

Bahkan, angkanya diperkirakan jauh lebih tinggi dari yang diketahui. Tragedi mengerikan terjadi pada 24 Mei 1964 di Stadion Nasional Peru dalam pertandingan antara Peru dan Argentina.

Kejadian bermula saat wasit membuat keputusan yang tidak dapat diterima oleh suporter tim tuan rumah. Wasit tidak menerima gol yang dicetak oleh tim Peru, tentu saja ini membuat marah para penggemar Peru.

Peru

Suporter yang tidak terima kemudian turun ke lapangan untuk memukul wasit. Melihat semakin banyak orang yang turun ke lapangan, polisi langsung menembakkan gas air mata ke kerumunan.

Akibatnya, suporter yang hadir pada pertandingan itu panik dan berusaha keluar dari stadion. Stadion berkapasitas 53.000 penonton itu membuat penonton berdesak-desakan menuju tangga keluar.

Beberapa penggemar bahkan mencoba mendobrak gerbang, mencoba menerobos tembok untuk membakar ban dan mobil polisi. Bahkan, penonton di luar stadion pun melakukan hal yang sama.

Dari tragedi itu, banyak pendukung meninggal karena sesak napas dan berdarah karena dipukul dan diinjak-injak.


Leave a Reply

Your email address will not be published.