MISKIN, Waspada.co.id – Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan telah memperoleh sejumlah barang bukti terkait peristiwa yang menewaskan ratusan Aremania. Barang bukti termasuk rekaman CCTV di dalam Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jawa Timur).
Tragedi Kanjuruhan Anggota TGIPF Akmal Marhali mengatakan CCTV di dalam stadion bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kerusuhan tersebut.
“Selain itu, tim juga telah mengumpulkan video yang menggambarkan sejumlah peristiwa di berbagai titik,” kata Akmal di Kabupaten Malang, Sabtu (8/10).
Secara keseluruhan, kata Akmal, tim sudah bertemu sebagian besar pihak yang terlibat dalam pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya pada 1 Oktober lalu. Investigasi dilakukan dengan mengunjungi, berdialog, dan mewawancarai berbagai pihak. Kemudian juga mendapatkan bukti-bukti pendukung yang akan menjadi bahan analisis tim.
Baca: KPPPA Sebut Anak Korban Tragedi Kanjuruhan Jadi 35
Ia memastikan semua tahapan diselidiki mulai dari perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga terjadinya kerusuhan dan penanganan korban pasca kerusuhan. Dengan cara ini, akan diketahui siapa yang bertanggung jawab atas masing-masing tahapan tersebut.
Dalam melaksanakan tugas, tim dibagi menjadi beberapa kelompok yang bekerja secara bersamaan. Mereka mengunjungi langsung pihak-pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan pertandingan sepak bola.
Menurutnya, salah satu tim sudah berkunjung dan berdialog dengan panitia penyelenggara, manajemen klub Arema, dan perwakilan suporter. Sementara itu, tim lain mengunjungi Polres Malang, Satuan Brimob Malang, dan Kodim 0808 Malang. Tim ini sebelumnya telah mengunjungi sejumlah pihak di Surabaya.
“Tim lain ada di Jakarta yang tugasnya mendapatkan informasi dari pihak lain yang bisa diakses dari Jakarta,” ujarnya.
Akmal memastikan informasi tentang penggunaan gas air mata juga sedang dikumpulkan dan diselidiki oleh tim. Dalam hal ini, kata dia, baik dari sisi keamanan, panitia pelaksana maupun korban.
TGIPF akan melanjutkan kegiatan investigasinya dengan mengunjungi Stadion Kanjuruhan. Langkah ini bertujuan untuk memastikan kondisi dan standar kelayakan stadion. Ini termasuk pintu dan kelengkapan personel petugas (steward) di setiap pintu.
“Korban luka yang sudah pulang juga akan ditemui tim untuk mendapatkan keterangan lebih lengkap mengenai kejadian malam itu,” ujarnya.
Yang pasti, kata dia, TGIPF akan bekerja 24 jam untuk memenuhi harapan publik. Artinya, upaya yang dilakukan untuk segera menghasilkan penemuan fakta menyeluruh atas tragedi Kanjuruhan. (wol/republika/ari/d1)