SOLOPOS.COM – Suporter Arema FC (Aremania) Cahayu Nur Dewata memperlihatkan matanya yang memerah akibat menjadi salah satu korban luka dalam Tragedi Kanjuruhan di Kedungkandang, Malang, Jawa Timur, Rabu (12/10/2022). (Antara/Ari Bowo Sucipto)
Solopos.com, JAKARTA — Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) telah menyelesaikan tugasnya mencari fakta dalam tragedi Kanjuruhan, Malang, setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya, Sabtu (1/10/2022), yang menewaskan 132 orang.
TGIPF akan melaporkan hasil investigasi tersebut kepada Presiden Joko Widodo, Jumat (14/10/2022).
PromosiDaihatsu Rocky, Rp. 200 juta mobil, jadi hanya Rp. 99.000
“Kamis siang, TGIPF Tragedi Kanjuruhan telah menyelesaikan tugasnya sesuai Perpres Nomor 19 Tahun 2022 tentang Pembentukan TGIPF,” tulis Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md. seperti dikutip Solopos.com dari Di antara di Jakarta, Kamis (13/10/2022).
Ketua TGIPF Tragedi Kanjuruhan juga meminta maaf kepada pers karena isi laporan tidak bisa dipublikasikan sebelum laporan diserahkan ke presiden.
Baca juga: Banyak Isu Pemecatan Kapolri, Presiden Jokowi: Belum Ada Rencana
“Jumat (14/10) siang TGIPF akan menyampaikan laporan kepada Presiden Jokowi,” ujarnya.
Sebelumnya, Mahfud mengatakan, tim telah bekerja selama seminggu untuk mencari fakta dan menyampaikan rekomendasi kepada Jokowi.
“Kami sudah bekerja selama seminggu, hari ini adalah hari terakhir untuk meminta informasi dari pihak-pihak yang dibutuhkan oleh TGIPF,” katanya.
Baca juga: Komnas HAM: Tidak Ada Suporter yang Niat Bikin Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan
Faktor dari stadion hingga pengawasan keamanan menjadi temuan awal penyebab tragedi di Stadion Kanjuruhan yang menewaskan 132 orang tersebut.
“Dalam temuan awal, stadion adalah salah satu faktor yang dicatat sebagai penyebab tragedi itu. Faktor lainnya adalah penyelenggara dan Panpel, pengamanan, pendukung, regulasi, dan lain-lain,” ujarnya.
Kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, pasca pertandingan Arema FC versus Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022, mengakibatkan 132 orang tewas dan ratusan korban lainnya mengalami luka berat dan ringan.
Baca Juga: Kabag Humas Polda Metro: Laporan yang Dicabut Tak Pengaruhi Penahanan Rizky Billar
Pemerintah kemudian membentuk TGIPF Tragedi Kanjuruhan yang diketuai Menko Polhukam Mahfud MD untuk mengusut tuntas peristiwa tersebut.
Selain itu, pemerintah juga menyatakan akan membentuk Tim Transformasi Sepak Bola Indonesia bersama AFC dan FIFA.
Pintu terbuka
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam memastikan seluruh pintu Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur telah dibuka oleh pihak penyelenggara usai laga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, Sabtu (10/1/2022).
Namun pintu tribun yang dibuka hanya berukuran kecil sehingga membuat penonton berebut keluar hingga berakhir dengan tewasnya 132 orang.
“Berdasarkan video eksklusif yang kami miliki, pintu tribun Stadion Kanjuruhan terbuka tapi hanya pintu kecil yang terbuka,” jelas Anam di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Rabu (12/10/2022).
Baca Juga: Berbeda dengan Klaim Polisi, Dokter Paru-Paru Sebut Gas Air Mata Bisa Menyebabkan Kematian
Anam menjelaskan, pintu tribun berukuran 75 cm x 180 cm ini hanya bisa dilalui dua orang.
Menurutnya, pintu tribun yang kecil menjadi penyebab penumpukan suporter Arema FC di beberapa titik.
Aremania harus terjepit dan puluhan orang tewas di pintu keluar.
Baca Juga: Ada Penonton di Kanjuruhan Rekam Kerusuhan Sebelum Akhirnya Meninggal
Anam menegaskan, penembakan gas air mata yang dilakukan polisi menjadi alasan utama penonton harus memadati beberapa pintu keluar stadion.