Tekno  

TGIPF Siap Beri Rekomendasi, Kapolri Pindahkan Kapolres Jatim

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur yang dipimpin oleh Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD telah kembali ke Jakarta setelah mengunjungi stadion secara langsung dan berbicara dengan seorang sejumlah partai di Malang dan Surabaya.

Melalui akun Instagramnya, Mahfud MD menjelaskan bahwa selama berada di Jawa Timur, “TGIPF telah bertemu dengan sejumlah korban luka, dokter yang merawat, saksi mata dari pendukung dan pihak lain, perwakilan Aremania, manajemen Arema FC, unsur keamanan dari kepolisian, Brimob, pramugara, petugas keamanan, dan juga unsur TNI.”

Ia menambahkan, “Tim juga mengunjungi Stadion Kanjuruhan dan memastikan kondisi dan fasilitas yang ada, memperoleh rekaman CCTV, dan selongsong gas air mata yang ditemukan di lapangan serta dari petugas. Semua bukti akan diproses oleh tim.”

Mahfud juga menjelaskan, sepanjang akhir pekan ini TGIPF bertemu dengan PSSI, PT Liga Indonesia Baru, tuan rumah dan juga pemerintah, antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, serta Kementerian Sosial. Juga Kompolnas dan Persatuan Pesepakbola Profesional Indonesia APPI. “Dalam waktu dekat tim akan melakukan analisis dan membuat berbagai rekomendasi,” ujarnya.

Sebelumnya, tim yang dibentuk di bawah arahan Presiden Joko Widodo itu memperkirakan hanya akan memberikan rekomendasi dalam waktu 1-2 minggu setelah dibentuk pekan lalu.

Presiden Joko Widodo mengunjungi Stadion Kanjuruhan di Malang setelah tragedi yang menewaskan ratusan orang.  (Foto: Courtesy/Setpres)

Presiden Joko Widodo mengunjungi Stadion Kanjuruhan di Malang setelah tragedi yang menewaskan ratusan orang. (Foto: Courtesy/Setpres)

Kapolri Pindahkan Kapolda Jatim?

Dalam perkembangan lain, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Senin (10/10) dikabarkan mencopot Kapolda Jatim Irjen Pol. Nico Afinta. Hal itu tertuang dalam surat telegram No. ST/2134/X/KEP/2022 tertanggal 10 Oktober 2022. VOA belum bisa mendapatkan konfirmasi dari Kabag Humas Irjen Pol Dedi Prasetyo karena beberapa nomor telepon yang dihubunginya. tidak menjawab.

Beberapa media lokal di Indonesia mengutip pernyataan Dedi Prasetyo yang mengatakan ini adalah “tur dinas dan tur daerah”, mutasi alami di lingkungan Polri.

Ribuan suporter Arema FC yang dikenal dengan Aremania datang ke Balai Kota Malang pada Rabu (5/10) malam untuk menggelar acara doa atas insiden Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10).  (Foto: VOA/Indra Yoga)

Ribuan suporter Arema FC yang dikenal dengan Aremania datang ke Balai Kota Malang pada Rabu (5/10) malam untuk menggelar acara doa atas insiden Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10). (Foto: VOA/Indra Yoga)

Pintu Keluar Stadion Tidak Memadai

Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, setelah pertandingan sepak bola antara Arema FC Malang melawan Persebaya Surabaya – yang berakhir dengan kemenangan Persebaya – menewaskan sedikitnya 131 orang dan melukai hampir 300 lainnya. Akibat kejadian ini, seluruh kompetisi Liga Indonesia, yakni Liga 1, 2 dan 3 resmi dihentikan sementara.

VOA sempat bertemu langsung dengan salah satu penonton saat ricuh. Jonathan Rizky, salah satu Aremania (sebutan untuk fans Arema FC -red) mengatakan, saat kerusuhan terjadi ia berada di kelas VIP dan mencari jalan keluar melalui pintu terdekat. Namun, saat dia berjalan menyusuri lorong menuju pintu keluar, dia melihat sejumlah orang berserakan. Ia mengurungkan niatnya untuk meninggalkan stadion, dan memilih untuk membantu beberapa orang yang terluka atau mengalami sesak napas akibat gas air mata yang ditembakkan polisi untuk membubarkan massa yang sudah bergegas ke tengah lapangan.

Rizky mengatakan akses pintu keluar tidak sebesar jumlah penonton di stadion. Penyelenggara diketahui telah menjual setidaknya 42.000 tiket, jauh melebihi kapasitas stadion yang mencapai 38.000. Karena itulah Rizky, sesuai arahan salah satu petugas Arema FC, memintanya untuk membawa para korban yang membutuhkan oksigen dari lorong stadion yang padat, ke tengah lapangan yang lebih longgar.

Lain halnya dengan Via Soraya, suporter Arema FC yang mengaku mulai merasakan asap gas air mata saat mulai berdesak-desakan mencari jalan keluar. Perempuan yang beberapa kali menonton pertandingan sepak bola di stadion-stadion di Malang, Bandung, dan Bali itu menilai standar keluar masuk Stadion Kanjuruhan belum memadai, apalagi dalam situasi panik seperti yang terjadi pada 1 Oktober lalu.

Via berharap ke depan panitia penyelenggara lebih siap menyelenggarakan pertandingan, dan mendorong aparat keamanan menggunakan alternatif lain untuk menenangkan massa, bukan dengan gas air mata. “Membubarkan massa dengan anjing penjaga sebenarnya cukup, karena massa pasti takut akan kerusuhan.”

Salah satu pintu keluar bagi penonton ekonomi di Stadion Kanjuruhan, Malang, menjadi tempat menabur bunga dan mengenang para penggemar yang meninggal.  (Foto: VOA/Petrus Riski)

Salah satu pintu keluar bagi penonton ekonomi di Stadion Kanjuruhan, Malang, menjadi tempat menabur bunga dan mengenang para penggemar yang meninggal. (Foto: VOA/Petrus Riski)

Presiden Ikut Menyoroti Pintu Stadion yang Terkunci

Isu struktur pintu yang tidak memadai, bahkan ada yang terkunci, juga menjadi sorotan Presiden Joko Widodo saat melihat langsung Stadion Kanjuruhan, Rabu (5/10) lalu. “Nanti nanti TGIPF harus lihat detailnya, tapi sebagai ilustrasi, saya lihat masalahnya ada di pintu yang terkunci, dan tangganya terlalu tajam, ditambah ada kepanikan. Tapi nanti semuanya akan disimpulkan oleh TGIPF,” ujarnya.

Diwawancarai VOA, pengamat sepak bola Rais Adnan mengatakan, selama ini banyak stadion sepak bola dibangun hanya untuk memamerkan kemegahannya tanpa mempertimbangkan situasi darurat yang mungkin terjadi.

“Tapi fungsinya tidak diperhatikan dengan baik sesuai standar dalam peraturan Keselamatan dan Keamanan Stadion FIFA. Saya harap ini benar-benar bisa diaudit dengan baik agar nantinya masyarakat yang ingin menonton sepak bola di stadion merasa nyaman dan aman. Dan tidak ada lebih banyak korban di sepak bola Indonesia,” kata Rais.

Seorang pria berdoa untuk para korban penyerbuan pada pertandingan sepak bola di depan gerbang 13 Stadion Kanjuruhan Malang, 4 Oktober 2022. (Foto: AP)

Seorang pria berdoa untuk para korban penyerbuan pada pertandingan sepak bola di depan gerbang 13 Stadion Kanjuruhan Malang, 4 Oktober 2022. (Foto: AP)

Meski begitu, tidak semua stadion sepak bola di Indonesia yang digunakan untuk pertandingan liga berkualitas buruk. Menurutnya, beberapa stadion sudah memiliki sebagian besar persyaratan yang dipersyaratkan FIFA, ada pula yang masih jauh dari standar.

“Standar FIFA juga harus dilihat kasus per kasus dari stadion yang ada. Karena ada stadion yang kurang fungsi beberapa ruangan yang dibutuhkan, tapi ada juga stadion yang kualitas rumputnya kurang, ada stadion yang aksesnya kurang, dan lain sebagainya,” ujarnya. [iy/em]

Leave a Reply

Your email address will not be published.