TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Pelatih Bali United, Stefano Cugurra alias Pelatih Teco, merupakan salah satu pemain di industri sepak bola Indonesia yang dihebohkan dengan tragedi maut di Stadion Kanjuruhan.
Dimana tragedi maut ini terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, 1 Oktober 2022.
Laga lanjutan Liga 1 Indonesia 2022-2023.
Malam itu, seusai pertandingan, para suporter berhamburan masuk ke lapangan sehingga memicu kerusuhan.
Situasi semakin memburuk ketika petugas menembakkan gas air mata ke tribun penonton.
Membuat lebih dari 40 ribu penonton yang sebagian besar merupakan suporter Arema FC panik.
Sehingga mereka berlari tidak menentu, dan terjadilah insiden saling injak-injak, akibatnya tragedi fatal pun tak terhindarkan.
Ratusan korban berjatuhan, mulai dari korban luka hingga korban meninggal dunia.
Baca juga: Tersangka Tragedi Mematikan Stadion Kanjuruhan Sudah Ada di Polres Malang, Siapa Dia?
Baca juga: FAKTA BARU Temuan Tak Biasa Korban Arema FC vs Persebaya Liga 1, Terlihat Saat Mandi
Baca juga: FAKTA GAS AIR MATA di Stadion Kanjuruhan, Simak Alasan Polisi untuk Aturan FIFA

Pelatih Teco asal Brasil yang berkiprah di Indonesia sejak 2003 itu tidak menyangka tragedi kelam dan mematikan sejarah sepak bola dunia terjadi di negara tempatnya bekerja saat ini.
Ia berharap, tragedi maut yang menewaskan 131 orang usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya ini dievaluasi secara serius oleh semua pihak yang terlibat dan tidak terulang lagi di kemudian hari.