Minggu, 16 Oktober 2022 – 16:06 WIB
VIVA Edukasi – Peneliti dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pembibitan Anggrek Agrotechnopark Universitas Jember (Unej) Jawa Timur mengembangkan teknologi budidaya anggrek.
“Setelah mengembangkan teknologi kultur in vitro pada anggrek, saat ini kami sedang mengembangkan teknologi Temporary Immersion Liquid Culture System (TILCS) untuk mempersingkat waktu budidaya anggrek,” kata peneliti anggrek Unej Parawita Dewanti dalam siaran pers yang diterima di Jember, Sabtu (15/15). 10). ).
Dengan teknologi TILCS yang menggunakan kultur cair, lanjutnya, pertumbuhan anggrek empat bulan lebih cepat dari cara biasa.

Peneliti Anggrek Unej Parawita Dewanti memberikan pelatihan budidaya anggrek
Aklimatisasi anggrek juga lebih cepat mengingat anggrek muda dapat menjalani proses aklimatisasi pada umur 6-8 bulan, sedangkan dengan cara biasa baru dapat diaklimatisasi pada umur 10-12 bulan.
“Kami juga sedang mengembangkan dan memproduksi tempat penyimpanan benih anggrek sintetis,” kata Parawinta yang juga akademisi di Fakultas Pertanian Unej ini.
Ia menjelaskan tentang metodenya, yaitu benih tiruan yang embrionya berasal dari kultur jaringan kemudian dienkapsulasi dengan alginat yang diperkaya nutrisi dan hormon sehingga tampak seperti benih.
“Penyimpanan benih anggrek sintetis selain aman juga praktis,” ujarnya.
Peneliti anggrek di UPT Agrotechnopark telah mengembangkan dua varietas anggrek baru bernama Dendobrium Unej-1 dan Dendobrium Unej-2 pada tahun 2019.
Dengan dukungan penuh UPT Agrotechnopark Unej, lanjutnya, Agrotechnopark Orchid Nursery terus melakukan juga hilirisasi produk penelitian, termasuk diseminasi hasil penelitian kepada mahasiswa, baik internal maupun eksternal Unej, serta masyarakat luas.
“Bentuknya dalam komersialisasi anggrek persilangan lokal, integrasi dalam kegiatan pembelajaran, serta pelatihan kepada masyarakat umum,” ujarnya.
Kepala UPT Agrotechnopark Unej Usmadi mengatakan anggrek berpotensi menjadi bisnis yang menjanjikan mengingat harganya yang relatif stabil dibandingkan komoditas pertanian lainnya.
“Perawatannya mudah, mengingat anggrek cocok untuk iklim tropis Indonesia,” katanya.
Ia menjelaskan, anggrek juga memiliki ciri khas pada warna, bentuk, dan bunga yang tahan lama.
“Dan jangan lupa, Indonesia memiliki banyak varietas anggrek asli yang merupakan sumber genetik yang tidak dimiliki negara lain. Anggrek asli Indonesia berpotensi untuk diekspor ke luar negeri,” ujarnya. (DI ANTARA)