SuaraBandung Barat.Id – Tragedi Kanjuruhan meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat Indonesia, khususnya keluarga korban di Malang.
Simpati dan tanggapan datang dari seluruh dunia. Ada kepala negara, perdana menteri, pangeran, FIFA, AFC, PSSI dan penyelenggara sepak bola.
Bentuknya berupa mengheningkan cipta, doa 1000 lilin, doa okultisme, doa bersama, pengibaran bendera setengah tiang, dan lain-lain.
Berangkat dari tragedi tersebut, muncul reaksi dari netizen agar sepakbola dibubarkan.
Baca juga:Tragedi Kanjuruhan Malang, 6 Orang Jadi Tersangka Ada Dirut PT LIB dan Anggota Polres Malang
Menanggapi hal tersebut, Komisaris Persib Bandung Umuh Muchtar tidak setuju jika sepak bola dibubarkan menyusul insiden di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Umuh sebenarnya setuju bahwa sepak bola dihentikan sementara sebagai bentuk penghormatan kepada para korban.
“Kalau sekelompok orang bilang stop football, bubarkan PSSI. Ya saya tidak setuju, tidak pantas harus dibubarkan,” kata Umuh Muchtar, Bandung, Rabu (10/5/2022).
“Kalau sepak bola dihentikan sementara, tidak apa-apa untuk menghormati korban kerusuhan di Stadion Kanjuruhan,” lanjutnya.
Ia sangat yakin para pecinta sepak bola di Indonesia masih berharap sepak bola bisa kembali bergulir.
Baca juga:Lirik Come Inside of My Heart By IV Of Spades!
Namun perlu banyak pembenahan dan saling introspeksi dari semua pihak yang terlibat.
“Sekarang sepak bola sudah dihentikan, tidak apa-apa untuk sementara. Insya Allah ke depan lebih baik, ambil pelajaran dan semoga kejadian kemarin tidak terulang lagi,” harapnya.
“Dan yang harus diingat adalah sesama pendukung diharapkan bersatu. Jangan saling membenci antar fans klub sepak bola. Menang atau kalah, Anda harus mendukung, inilah sepakbola,” tambahnya.
Jangan Saling Menyalahkan
Selain itu, Komisaris Besar Persib Bandung juga meminta semua pihak tidak saling menyalahkan atas kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Menurutnya, hal yang harus dilakukan semua pihak adalah mencari jalan keluar agar kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur tidak terulang lagi di kemudian hari.
“Ini bencana, kita semua sedih. Sangat menyedihkan dan saya menyampaikan belasungkawa kepada para korban yang meninggal,” katanya.
“Saya sangat berharap kedepannya kejadian ini tidak terulang lagi. Tolong sekarang berhenti saling menyalahkan, siapa salah siapa salah. Lebih baik cari jalan keluar, karena nasi sudah jadi bubur,” pungkasnya.
sumber: sound.com