SOLOPOS.COM – Tulisan Mataram Is Love, lengkap dengan logo Persis Solo, PSIM Jogja, dan PSS Sleman, dipajang di dekat pintu masuk kompleks Sadion Manahan Solo, Rabu (5/10/2022). (Ichsan Khalif Rahman)
Solopos.com, SOLO – Setelah kesepakatan damai muncul dengan sejumlah pendukung klub Persis Solo, PSS Sleman, dan PSIM Jogja, wacana piala Mataram Is Love mengemuka. Trofi tersebut diharapkan bisa menjadi ajang amal untuk para korban Tragedi Kanjuruhan beberapa waktu lalu.
Kabar trofi ini cukup ramai di media sosial. Dikutip dari akun Transfer Liga 1, wacana ini muncul dari CEO PSIM Jogja, Bima Sinung Widagdo, yang menyatakan pihaknya berniat menggelar pertandingan amal untuk para korban Tragedi Kanjuruhan. Pertandingan amal tersebut dijadikan semacam piala bersama peserta PSIM Jogja, PSS Sleman, dan Persis Solo.
PromosiDaihatsu Rocky, Rp. 200 juta mobil, jadi hanya Rp. 99.000
“Jadi secara keseluruhan, kami menunjukkan bahwa kami peduli dengan melakukan gerakan bersama. Idealnya, game akan memiliki penggemar. Pasti lebih banyak atmosfernya, tapi kalau tidak bisa, mungkin bisa coba nonton via streaming,” ujarnya.
Pertandingan tersebut juga menyampaikan misi untuk bersama-sama mengusung tema rekonsiliasi bagi tiga kelompok suporter di Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Baca Juga: Setelah Mataram Cinta, Kini Muncul Gerakan Mataram Melawan
Menanggapi hal tersebut, Media Officer Persis Solo, Bryan Barcelona, kepada Solopos.com, Selasa (18/10/2022), mengatakan belum menerima surat apapun untuk merealisasikan wacana tersebut.
“Sejauh ini tidak ada,” katanya.
Sebelumnya, baliho bertuliskan Mataram Is Love lengkap dengan logo tiga klub sepak bola Persis Solo, PSS Sleman, dan PSIM Jogja terpampang di dekat pintu masuk Gerbang A Stadion Manahan Solo, Rabu (5/10/2022).
Baca Juga: Wah! Alexis Messidoro Pemain Termahal di Solo
Papan Mataram Is Love dipasang usai suporter Persis Solo melakukan doa bersama suporter PSIM Jogja, PSS Sleman dan Persiba Bantul, di Stadion Mandala Krida, Selasa (4/10/2022) malam WIB untuk para korban tragedi Stadion Kanjuruhan di Malang.
Para pendukung juga menggelar pertemuan untuk menyatukan visi dalam upaya mendesak para pemangku kepentingan untuk mengusut tuntas tragedi tersebut.
